Kamis, 17/01/2019 18:10 WIB
mobilinanews (Jakarta) - "Ini masalah etika. Karena ada pihak yang mematenkan nama yang sudah dipakai publik secara luas, dan bahkan international kepada HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Karena menghambat kegiatan yang telah berjalan dan bersifat umum," ujar Sony Susmana, pengajar senior safety driving.
Lebih dari itu, founder Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mencium itikad kurang baik dari pihak yang melakukan klaim sebagai pemilik penamaan tersebut dengan melakukan asas manfaat. Sudah tahu dong maksudnya?
"Saya yang kebetulan juga ikut sebagai peserta pada Muba Asian Auto Gymkhana tahun 2006 di sirkuit Skyland, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, merasakan dan melihat sendiri nama Gymkhana itu sudah dipakai secara resmi. Berarti nama itu, juga dipakai secara international bahkan itu telah menjadi milik FIA," terangnya.
Maka itu, Sony menghimbau kepada pihak terkait (Reza Aliwarga) yang mendaftarkan dan mengklaim nama Gymkhana sebagai miliknya untuk membatalkan saja baik yang di HAKI, maupun laporan pidana ke polisi.
PEVS 2024: Kendaraan Listrik Menjadi Wadah Komersial Bergengsi hingga Media Edukasi dan Unjuk Prestasi Pelajar Indonesia
PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan
Planet Ban Hadirkan Kampanye Keberlanjutan Industri Otomotif Dalam Bisnis!
"Karena itu tindakan yang sungguh tidak etis, dan sangat memalukan," pungkas Sony. (bs)
Keyword : Klaim nama Gymkhana tidak etis nama milik umum fia sony Susmana muba asian auto gymkhana 2006 asas manfaat gymhana nama internasional