Senin, 30/12/2019 03:11 WIB
mobilinanews (Jakarta) - H. Tinton Soeprapto identik dengan Sentul International Circuit (SIC), Bogor. Demikian pula sebaliknya, SIC identik dengan pria 73 tahun itu.
Nah, baru-baru ini pada reuni Balap 3 Djaman di Balai Sarwono, Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Tinton buka-bukaan soal SIC.
"Sirkuit Sentul itu kalau nggak H. Tinton, mana bisa berdiri. Itu karena pinter-pinternya saya," bukanya di hadapan seratusan pembalap lintas generasi.
Disebutkan, pihaknya mendapat ganti rugi Rp 20 miliar sebagai kompensasi sirkuit Ancol pada akhir 80-an.
Laba Bersih Astra Otoparts Tembus Rp475,0 Miliar Di Kuartal I 2024
Innova Zenix Hybrid: Unggulkan Sektor Performa, Safety, Efisien dan Teknologi Canggih
Sambangi Tempat Bersejarah, Wahana Makmur Sejati Ajak Media City Touring Pakai Honda Stylo
Dipilihlah kawasan Sentul di Desa Babakan Madang, Sentul Selatan.
"Rp 20 miliar itu tidak untuk sirkuit saja, melainkan juga lapangan golf. Saya beli tanah 150 hektar untuk sirkuit. Waktu itu, harga per meternya masih murah. Dan akhirnya bisa berdiri sirkuit yang megah, ya itu karena pinter-pinter saya," ungkapnya.
Diakui H.Tinton, saat itu demi sirkuit international terwujud, melakukan jurus yang diistilahkan : jalan ke depan nendang kiri-kanan.
Maksudnya, mengoptimalkan kolega, kenalan, teman dan pihak terkait di pemerintahan untuk membantu, seperti Departemen Perhubungan, Deperindag dan sponsor swasta.
"Dan sejarah pun terukir di Sentul, dengan terselenggaranya GP500 2 kali dan kejuaraan dunia Superbike juga dua kali. Jadi, gini-gini mencetak sejarah. Ini saya ngomong by data ya," terangnya disambut tepuk tangan yang hadir di Balai Sarwono. (bs)
Keyword : blak-blakan tinton bangun sentul h tinton soeprapto sentul international circuit jalan ke depan nendang kiri kanan ganti rugi ancol rp 20 m gelar gp500 cetak sejarah