Kamis, 28/02/2019 21:59 WIB
mobilinanews (Jakarta) - Perusahaan importir pelumas yang tergabung dalam Perhimpunan Distributor, Importir dan Produsen Pelumas Indonesia (PERDIPPI) menolak Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan ajukan gugatan uji materi ke Mahkamah Agung.
Alasannya, biaya sertifikasi itu sangat mahal, bisa mencapai ratusan juta rupiah per varian yang sangat tidak masuk akal.
"Kami menolak karena biaya sertfikasi per satu Stock Keeping Unit (SKU) mencapai 200 jutaan. Untuk itu kami yang tergabung dalam PERDIPPI menolak pemberlakuan peraturan SNI," beber Akmeilani sekretaris PERDIPPI di Jakarta.
Wanita ramah yang juga Brand Activation and Public Relations Manager PT Topindo Atlas Asia, importir pelumas TOP1 ini menerangkan, 1 SKU itu seperti oli SHE 10-40 mau kemasan 800 atau 1 liter dihitung satu SKU. Sementara 1 SKU dikenai 200 jutaan rupiah.
PEVS 2024: Kendaraan Listrik Menjadi Wadah Komersial Bergengsi hingga Media Edukasi dan Unjuk Prestasi Pelajar Indonesia
PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan
Planet Ban Hadirkan Kampanye Keberlanjutan Industri Otomotif Dalam Bisnis!
"Nah, seperti TOP1 saat ini memiliki sekitar 30 SKU, bisa dihitung sendiri berapa yang harus dibayarkan untuk mengikuti SNI. Hitung sendiri deh," keluh Memei, sapaan karibnya.
Meskipun tidak menggunakan SNI sebagai standar, TOP1 bersama anggota PERDIPPI lainnya lebih memilih melakukan standardisasi melalui Nomer Pelumas Terdaftar (NPT). Untuk NPT biaya pengujiannya hanya Rp 5 juta untuk durasi 4 tahun.
Kalau SNI, ditambah biaya audit ke negara asal tergantung dari mana pabrik itu berasal. Semakin jauh sudah pasti biayanya semakin tinggi.
Menurut Memei, biaya audit pun ditanggung oleh brand dan tentunya akan menambah pengeluaran.
Tapi terlebih lagi pabrik produk berada di luar negeri ditambah dengan biaya akomodasi setiap pengaudit yang bertugas.
"Berat banget dong, kita harus mengeluarkan berapa untuk mendatangkan mereka ke pabrik," ungkap dengan nada kecewa. (hilary)
Keyword : Perdippi tolak SNI mahalnya tak masuk akal asosiasi importir pelumas akmeilani pt topindo atlas asia nomer pelumas terdaftar gugat ke mahkamah agung