Jum'at, 15/03/2019 15:20 WIB
mobilinanews (Depok) - Sebagai pemain baru di industri otomotif nasional, DFSK membutuhkan strategi yang tepat agar bisa terus berkembang di pasar Indonesia. Maklum sebelum kehadiran DFSK, setidaknya ada beberapa brand asal Tiongkok yang akhirnya menyerah.
Sadar akan fakta tersebut, pihak DFSK pun mempersiapkan strategi salah satunya dengan melakukan investasi jangka panjang khususnya dalam hal memperluas jaringan dealer serta pelayanan aftersales yang memuaskan.
"Saat ini kita sudah ada 50 dealer, dan kita baru operasi Juli 2018. Dengan demikian kita hanya punya waktu 6 bulan melakukan penjualan di tahun 2018. Tapi investasi kami bersifat jangka panjang. Kami ingin lama di sini (Indonesia) sehungga kami tidak akan terlalu memburu target penjualan tapi fokus pada pelayanan," jelas Franz Wang, Managing Director of Sales Center PT Sokonindo Automobile saat peresmian dealer DFSK Cimanggis, Depok beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, DFSK sendiri juga bahkan telah melakukan studi khusus terkait dengan gagalnya brand otomotif asal negeri Tirai Bambu di masa lalu.
Daihatsu Kumpul Sahabat Beri Apresiasi Erwan Erik, Setia Menggunakan Daihatsu Xenia Selama 12 Tahun
Mitsubishi Fuso Hadirkan Part Depo ke-19 di Morowali, Pastikan Kesiapan Suku Cadang
GWM Indonesia dan Ideafest Selenggarakan Diskusi Inspiratif Bahas Transformasi Industri Melalui Pengalaman Baru
"Kami juga sudah melakukan studi dengan melihat brand China lain yang sudah pernah ada di Indonesia. Target kami yang ingin dituju adalah bukan seberapa banyak orang yang mengendarai DFSK tapi berapa orang yang puas mengenderai DFSK," sambung Franz.
Sementara itu, setelah peresmian dealer DFSK Depok, dalam beberapa bulan ke depan, DFSK akan terus memperluas jaringan dengan meresmikan beberapa dealer baru sebagai persiapan sebelum memasarkan SUV anyar Glory 560 pada bulan April mendatang. (adr)
Keyword : dfskstudiperluas jaringanbrand china