Rabu, 20/03/2019 00:10 WIB
mobilinanews (Sentul) - Kalau ditanya, kelas apa yang paling menarik dan seru persaingannya pada Kejurnas Eshark Indonesia Karting Championship tahun ini? Sudah pasti, kelas Mini jawabnya.
Di kelas ini, sekurangnya ada 6 pegokart dengan kemampuan merata, dan memiliki peluang menjadi juara.
Dan, salah satu kandidat kuat juaranya adalah Kanaka Azarel Benedict Gusasi (menjelang 11 tahun) dari tim Shadaff Motorsport.
Fakta di sirkuit gokart Sentul, Kanaka berhasil menjadi juara 1 kelas Mini pada seri 1 Kejurnas Gokart Eshark pada 27 Januari 2019.
PEVS 2024 : Motor Listrik Gesits untuk Semua, Cicilan Ringan dan Nggak Pake Uang Muka
PEVS 2024: Keeway EV Hadirkan 5 Model Terbaru dengan Subsidi Besar, Awas Jangan Sampai Lolos
Perluas Jaringan Pasar, Chery Akhirnya Resmi Buka Dealer di Karawang Jawa Barat
Pada seri kedua 24 Februari 2019, dengan balapan sempat dari urutan belakang menyusul "insiden senggolan" dengan Kimi Rae namun berhasil finish kedua.
Sayangnya, insiden senggolan tersebut memaksa posisi siswa Global Jaya School Bintaro itu harus melorot ke belakang karena terkena sanksi 30 detik.
Toh, performance Kanaka pada 2 seri pembuka itu lebih dari cukup sebagai indikator bahwa putra pasangan Andre Gusasi dan Dian Murdianingsih ini menjadi ancaman serius bagi siapa saja di kelas Mini.
Jam terbang dan skill yang makin terasah adalah kunci keberhasilan Kanaka. Juga mungkin didukung mesin IAME X30 yang baru tahun ini dipakainya.
Seperti diketahui, kejurnas gokart tahun ini boleh memakai mesin Vortex Rok dan IAME X30.
"Menurut saya, kedua mesin tersebut kurang lebih sama kemampuannya. Masing-masing ada plus dan minusnya," terang Andre Gusasi, sang ayah.
Namun, Andre sangat yakin banyak faktor terhadap progress yang diraih Kanaka. Dari kesiapan fisik, makanan hingga jam istirahat yang sangat diatur oleh Andre.
"Tapi, saya selalu tekankan ke Kanaka, kalau orangnya (pembalapnya) yang harus kencang hehe," ungkap Andre. (bs)