Ini Perbedaan Rally Indonesia Dulu dengan Sekarang

Sabtu, 18/05/2019 17:05 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Ajang balap rally di Indonesia pada era 80 - 90an berbeda dengan sekarang. Jeffrey JP selaku mantan pereli dan navigator nasional era 80 dan 90-an yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal IMI Pusat menceritakan mengenai reli yang pernah diikutinya lebih kurang 30 tahun lalu.

“Bisa dibilang berbeda karena berbagai faktor. Reli saat itu sangat ramai dan banyak peminat," ujarnya.

Terkait perbedaan yang dirasakan olehnya, Jeffrey menambahkan, “Kalau dulu modelservice area berpindah-pindah dan cenderung total SS lebih jauh karena lokasi penyelenggaraan yang digunakan lebih luas. Misalnya 1 etape rutenya bisa dari Medan hingga Parapat dan sebaliknya.”

Sementara di era sekarang, ada perubahan-perubahan yang mempertimbangkan banyak hal, seperti dari sisi efisiensi dan efektivitas, wisata, dan lain sebagainya. “Saat ini, di kancah reli  menggunakan sistem cloverleaf. Jadi service area berpusat di satu titik. SS-nya yang memutari service area," jelas Jeffrey.

Tahun 90-an pun, World Rally Championship (WRC) juga sempat digelar di Indonesia yang menandakan sebagai puncak kejayaan reli di Indonesia. “Tentu saja saat itu merupakan pengalaman yang tak terlupakan bagi komunitas reli Tanah Air karena Indonesia bisa turut andil dalam menyelenggarakan event reli terbesar di dunia,” tambah Jeffrey.   

Sementara itu, Julian Johan, pereli muda yang lebih dikenal sebagai putra sulung pereli senior Ismail Johan, juga memberikan pendapatnya mengenai kancah reli Tanah Air saat ini. Julian atau akrab disapa Jeje mengungkapkan bahwa kancah reli terus berevolusi. “Dulu mobil-mobil yang ikut semuanya terkesan seperti mobil mahal, tapi sekarang mobil normal yang beredar di pasaran juga sudah bisa ikut reli sehingga terasa lebih affordable untuk masyarakat.”

Menurut Jeje, secara peraturan, kancah reli juga terus berkembang demi menyesuaikan nilai-nilai kompetisi, faktor keamanan pereli, penonton, serta unsur hiburan. Bahkan, demi membangkitkan kembali kancah reli seperti 30an tahun yang lalu, muncul kelas-kelas baru yang lebih memudahkan para peserta untuk ikut di ajang reli. “Saat ini ada kelas AP4 yang ada di region Asia Pasifik. Selain lebih ekonomis ketimbang ajang reli di Eropa, aturannya pun dibuat lebih cocok untuk para peserta yang tinggal di kawasan Asia Pasifik.”

Jeje pun mendukung penuh Komisi Reli IMI Pusat yang dipimpin oleh Rifat Sungkar untuk membangkitkan reli seperti sedia kala dengan cara mengkombinasikan teknologi serta regulasi yang telah dirumuskan. "Semoga saja Rifat dan seluruh rekan-rekan yang tergabung di komunitas reli dapat mengembalikan kejayaan reli di Indonesia seperti 20-30 tahun lalu,” tutup Jeje. (adr)

TERKINI
Tutup Ajang PEVS 2024 dengan Gemilang, MG Raih Penghargaan Favorite Big MPV untuk MG Maxus 9 Spesifikasi Seres E1 yang Meraih Most Affordable EV Car dalam PEVS 2024 305 Ducati Pecahkan Rekor MURI di Event We Ride As One di Candi Prambanan Mengesankan, Xiaomi Tunjukkan Inovasi Proses Produksi Mobil Listrik SU7 Setiap 76 Detik Sekali