Balapan Macam Kereta Api, Pemilihan Sirkuit Berbau Politik dan Uang

Minggu, 21/07/2019 01:01 WIB

mobilinanews (Inggris) - Dominasi Mercedes musim ini benar-benar membuat bosan penonton F1.

Di beberapa sirkuit, Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas melanggeng mulus dari start hingga finish. Siapa yang salah?

Sebagai pembalap yang dibayar, tugas Hamilton dan Bottas memang mencetak prestasi.

Hamilton mengakui penonton sama sekali tak terhibur karena balapan berlangsung seperti kereta api, iring-iringan mobil tanpa salip menyalip.

Kondisi itu, katanya, terjadi lantaran FIA menentukan trek penyelenggara F1 di berbagai negara tanpa melibatkan pembalap sama sekali.

"Pembalap tak pernah dilibatkan. Padahal kami yang paling tahu apakah sirkuit itu memungkinkan banyak saling salip atau tidak," katanya.

FIA yang sadar akan semakin banyak penyelenggara yang kapok karena rugi seperti Sirkuit Sepang di Malaysia, sudah memulai program deregulasi F1 mulai musim 2021.

Salah satunya adalah membuat regulasi teknis yang memungkinkan pertarungan semakin rapat antara satu tim dengan yang lainnya.

Tak ada yang menonjol sendiri, semata karena diuntungkan oleh regulasi teknis seperti saat ini.

"Semoga GPDA (Grand Prix Drivers` Association) bisa dilibatkan dalam program 2021 itu. Kami akan bantu masukan agar balapan semakin bagus."

Rekan setimnya, Valtteri Bottas, sependapat dengan Hamilton bahwa penunjukan sirkuit penyelenggara F1 banyak yang tidak tepat.

Seleksi sirkuit lebih didasarkan pada kepentingan politik atau uang. Bukan karena pertimbangan teknis bahwa sirkuit tersebut akan menghadirkan balapan yang menarik.

"Kami tahu persis karakter sirkuit seperti apa yang bisa hadirkan balapan sengit. Saya setuju dengan Lewis, pembalap sebaiknya dilibatkan," katanya.

Dari 10 seri 2019 yang sudah digelar, 9 di antaranya dimenangkan tim Mercedes. Sebanyak 7 oleh Hamilton dan 2 oleh Bottas. Hanya 1 seri, GP Austria, yang jatuh kepada Max Verstappen (Red Bull). 

Hamilton dan Bottas pun unggul jauh di klasemen, masing-masing 223 dan 184 poin.

Artinya hanya mereka berdua yang punya potensi besar menjadi juara dunia 2019. Padahal masih ada 11 seri di depan. (rnp)

 

 

TERKINI
Adrian Newey Ternyata Bukan Pindah ke Ferrari atau Mercedes, Tapi Tim Ini Bakal Menampungnya Spesifikasi Seres E1, Peraih Penghargaan Most Affordable EV Car dalam PEVS 2024 Mengesankan, Xiaomi Tunjukkan Inovasi Proses Produksi Mobil Listrik SU7 Setiap 76 Detik Sekali Hyundai dan Grab Salurkan Alat Bantu Gerak dan Kursi Roda Kepada Penyandang Disabilitas