Hasil Investigasi Kecelakaan Cipularang: Truk Hino Berfungsi Normal

Sabtu, 07/09/2019 09:40 WIB

mobilinanews (Jakarta) – Kecelakaan di Tol Cipularang Jawa Barat belum lama ini melibatkan puluhan kendaraan mengalami kerusakan berat dan korban jiwa sebanyak delapan orang.

Insiden hebat yang terjadi di KM 91-92 ini membuat pabrikan truk Hino menjadi sorotan, lantaran dua unit dump truck yang menjadi penyebab awal kecelakaan adalah produksi Hino. 

“Dua truk ini masih keluaran yang relatif muda, tahun 2012,” ujar Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi PT Hino Motor Sales Indonesia ketika ditemui Mobilinanews pada Kamis (7/9/2019).

Menurutnya investigasi sudah selesai dilakukan, dimana tidak ditemui malfungsi di sejumlah kinerja mekanis kendaraan. 

“Kondisinya berfungsi dengan baik, rem dan engine juga masih bagus, dan mekanisme penggerak berfungsi normal,” ujar Santiko. 

Sebelumnya, setelah terjadi kecelakaan pihak Hino diminta bantuan oleh Kemenhub untuk melakukan investigasi dari sisi teknis pada dua unit truk yang terlibat kecelakaan itu. 

Pria yang hobi berolahraga sepeda ini menyebut, dicurigai Human Error atau kondisi dari pengemudi truk yang menjadi penyebab. 

“Bisa jadi karena tingkat kelelahan, target ritase, target untuk menghemat solar dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi si supir,” tegasnya. 

Ditambah kondisi trek jalanan di KM 91-92 tersebut merupakan turunan curam. Semestinya, jalur ini bukanlah rute yang pertama kali dilalui oleh supir.

Diduga pada kondisi jalanan menurun tersebut, gigi transmisi di-loss alias diposisikan netral, menjadikan exhaust brake-nya tidak berfungsi.

“Ini menyebabkan kondisi ‘over run’, gerak roda belakang tidak sinkron dengan putaran mesin, sehingga mendahului roda depan, bisa mengakibatkan terbalik, cara seperti ini yang tidak diperhitungkan oleh si supir,” jelasnya.

Seringkali supir truk tidak sadar kalau yang dikemudikannya adalah kendaraan komersial dan kendaran beban, bukan kendaraan penumpang.

“Kendaraan beban kalau dibiarkan nge-loss begitu gaya dorongnya jadi berat sekali, menanggung beban 12 ton. Dengan gaya mengemudi seperti itu sangat berpengaruh sekali,” ujarnya.

Diketahui, truk kedua penyebab kecelakaan hebat tersebut pada kondisi setelah menabrak itu tercatat di kecepatan 50 km/jam. 

Angka tersebut tercipta setelah kondisi setelah deselarasi. Jadi pada saat sebelum deselerasi kecepatannya kemungkinan di atas 50 km/jam. Ini yang disoroti. (anto)

TERKINI
Honda FL5 dan Hyundai TCR Yang Diangkut Pesawat ke Malaysia, Ternyata Oleh Perusahaan H Andy Surya Santosa Yang Perally Segera Download Aplikasi GASPOLL by IMI, Dan Dapatkan Banyak Benefit Dengan Memiliki KTA IMI PEVS 2024 : Yuk Jajal Langsung dan Rasakan Sensasi Naik Motor Listrik Honda MotoGP 2024: Adaptasi Sudah Beres, Tiba Saatnya Marc Marquez Ngegas GP23 Melawan GP24