F1 2019: Ini 4 Isu Panas GP Singapura, Termasuk Asap Indonesia

Rabu, 18/09/2019 20:58 WIB

mobilinanewsw (Singapura) - GP Singapura salah satu kalender balap F1 yang selalu menarik perhatian. Balap malam hari, di jalanan tengah kota yang sempit untuk ukuran trek F1, plus cuaca tropis yang tak normal buat driver Eropa. Musim ini gregetnya makin bikin gemas karena 4 situasi.

1. Dominasi Lewis Hamilton (Mercedes)

Nyaman di klasemen dengan keunggulan 63 poin, ambisi Hamilton bikin hattrick di GP Singapura jelas tak mudah. Kalaupun bisa abaikan ancaman rekan setim, Valtteri Bottas, yang menduduki runner up klasemen, ancaman besar tetap ada.  Datang dari dua driver muda yang tengah mengkilap, Charles Leclerc (Ferrari) dan Max Verstappen (Red Bull). Keduanya sudah cetak masing-masing dua kemenangan musim ini dan tengah on fire merebut kemenangan ke-3 di GP Singapura.

Hamilton sendiri bilang sangat ingin melewati balapan akhir pekan ini melalui duel sengit di lintasan. Ia akan lebih terhibur jika bisa saling menyalip untuk meraih gelar juara, ketimbang melaju tanpa perlawanan ke garis finish. Soal kapasitas, untuk saat ini Leclerc dan Verstappen jelas tak meragukan. Asalkan tak alami crash saat balapan, rivalitas mereka berdua maupun aksi perlawanan terhadap Hamilton bakal menjadi menu khusus di Marina Bay Street Circuit pada Minggu, 22 September

2. Stamina Pembalap dan Potensi Celaka

Meski bertarung pada malam hari, cuaca Singapura tak bedalah dengan Indonesia. Panas buat mereka yang asal Eropa. Ini jadi tantangan tersendiri karena balapan akan sangat menguras stamina. Balap berlangsung 61 laps mengitari sirkuit sepanjang 5,07 km nonstop selama kurang lebih 2 jam. Terdapat 23 tikungan di trek ini. Dikalikan 61 putaran berarti pembalap akan menikung sebanyak 1.403 kali dengan beban fisik yang jelas tak mudah terkait G-force.

Selain trek yang sempit, kondisi fisik itu pula yang ikut jadi sebab terjadinya kecelakaan yang saban tahun mewarnai GP Singapura. Apalagi jika disertai nafsu menyalip di mulut maupun luar tikungan.

3. Lecllerc vs Verstappen

Dua pembalap belia ini jadi sorotan khusus. Jika hasil kualifikasi menempatkan mereka berdua pada grid yang berdekatan, bisa jadi duel keduanya menjadi spotlihgt tersendiri sepanjang balapan. Keduanya punya potensi dengan bukti masing-masing 2 kemenangan terdahulu. Verstappen dikenal sangat agresif. Leclerc yang tadinya kalem, kini juga mulai agresif akibat kasus Austria yang gagal ia menangi akibat agresivitas Verstappen di lap terakhir. Katanya, ia belajar dari situ dan menerapkannya saat membloking Hamilton di GP Italia lalu.

4. Asap Indonesia

Sudah beberapa hari ini kabut asap masuk Singapura. Kiriman dari karhutla di berbagai wilayah Indonesia, terutama dari Riau dan Jambi. Seperti halnya di Indonesia dan Malaysia, isu kesehatan akibat asap jahanam itu juga mempengaruhi komunitas balap F1. Belum lagi soal jarak pandang yang terbatas. Akan seperti apa pengaruhnya pada GP Singapura 20-22 September ini masih tanda tanya besar? (rnp)

 

 

TERKINI
Adrian Newey Ternyata Bukan Pindah ke Ferrari atau Mercedes, Tapi Tim Ini Bakal Menampungnya Spesifikasi Seres E1, Peraih Penghargaan Most Affordable EV Car dalam PEVS 2024 Mengesankan, Xiaomi Tunjukkan Inovasi Proses Produksi Mobil Listrik SU7 Setiap 76 Detik Sekali Hyundai dan Grab Salurkan Alat Bantu Gerak dan Kursi Roda Kepada Penyandang Disabilitas