Jum'at, 20/09/2019 15:19 WIB
mobilinanews (Spanyol) - Sudah kalah 93 poin di klasemen dari Marc Marquez (Honda). Tapi, semangat tempur Andrea Dovisiozo dan Ducati sama sekali belum padam. Prinsipnya berjuang sampai tetes oli terakhir.
Dovi sadar Sirkuit Aragon lebih menguntungkan Marquez dari sisi teknis maupun aura kompetisi.
Trek anticlockwise itu lebih cocok dengan riding style Marquez dan disemangati oleh puluhan ribu pendukungnya. Dalam enam partai kelas primer, Marc 4 kali juara di sini. Kini ia berambisi raih yang kelima.
Sebaliknya dengan Dovi. Belum pernah menang dan baru dua kali podium di Aragon (2012 dan 2018) dalam 9 penampilan.
PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan
Planet Ban Hadirkan Kampanye Keberlanjutan Industri Otomotif Dalam Bisnis!
Chery OMODA E5 Punya Fitur Car Link O, Berikan Kenyamanan Lebih Pada Mobil!
"Tahun lalu finish runner-up. Itu modal dan kesiapan mental. Berharap hasil lebih baik dengan kerja lebih keras. Apa saja bisa terjadi saat balapan," kata Dovi seolah menghibur diri namun benar adanya.
Tampil dengan semangat berlebihan di hadapan orang sekampungnya, bisa jadi blunder buat Marquez. Itu terjadi dua kali di Aragon. Musim 2014 ia finish ke-13 akibat tubrukan dengan rekan setimnya saat itu, Dani Pedrosa.
Tahun berikutnya, 2015, ia terjengkang jatuh di lintasan dan keluar arena. Keduanya tak lepas dari emosi Marquez untuk tampil the best.
Jika ia kini bisa meredam emosi dan kembali juara, maka itu adalah akhir dari ambisi Ducati dan Dovi meraih gelar musim ini meski masih ada 5 seri sisa usai Aragon.
Jika petik poin maksimal di Aragon, maka Marquez hanya butuh sedikit tambahan poin di GP Thailand atau finish di depan Dovi, maka saat itulah Marquez berhak dapatkan trofi kejuaraan dunia 2019.
Tak perlu nunggu GP Jepang di Motegi seperti keinginan Honda dan komunitasnya di Jepang.
Itu sekaligus akhir perjuangan Dovi di kejuaraan dunia. Pertanyaannya, mampukah Dovi menunda perolehan gelar Marquez?
Ya, sekadar menunda, karena nyaris mustahil untuk merampasnya. (rnp)