MotoGP 2019 Australia: Ini Sebab Marquez Joget-Joget di Atas Penderitaan Yamaha

Minggu, 27/10/2019 13:16 WIB

mobilinanews (Australia) - Motivasi, ambisi, dan strategi. Kombinasi ketiga hal itu yang membuat Marc Marquez melampiaskan kemenangan di GP Australia dengan penuh sukacita, joget di sepanjang victory lap sampai podium.

Dibulan-bulani anak Yamaha di sesi awal, membuat Marquez termotivasi untuk beri perlawanan dengan memainkan strategi berbeda.

Strategi yang ternyata jitu saat diterapkan dalam race, bukti kecerdikan Marquez di lintasan. Itu satu hal yang membuatnya gembira luar biasa.

Marquez sendiri yang menentukan pakai ban depan medium dan soft di belakang, dengan keyakinan bisa mengimbangi Maverick Vinales yang berjaya sejak sesi FP1 hingga Q2.

Pilihan ban itu membuatnya mampu menempel Vinales sepanjang balapan. Seperti gayanya dalam beberapa race terakhir, menggunakan slipstream di belakang lawan untuk hemat enerji secara fisik maupun teknis.

Banyak yang menduga Marquez akan paksakan kemenangan pada lap terakhir jelang tikungan terakhir seperti ia lakukan terhadap Dovizioso maupun Fabio Quartararo. Bisa jadi Vinales juga berpikir hal sama.

Tapi, sekali lagi Marquez unjuk kecerdikan. Ia ubah taktik, justru menyalip lawannya saat memasuki lap terakhir.

Memanfaatkan trek lurus, satu-satunya area yang lebih menguntungkan motornya dengan top speed mencapai 344 km/jam. 

"Keberhasilan strategi itu sangat menyenangkan. Saya happy dengan pilihan taktik ini. Sebab, dari awal saya sadar sangat sulit melawan Maverick," ucap Marquez yang melaju sendirian ke garis finish karena Vinales jatuh saat berusaha kembali mengambil posisi depan.

Duka Vinales melengkapi duka Yamaha lainnya, Fabio Quartararo, yang terjengkang di lap pembuka. Ironis karena ia janji akan hati-hati agar tak lagi celaka, tapi justru celaka dengan cara yang tidak biasa.

Danilo Petrucci yang alami kecelakaan highside dengan badan terangkat ke udara, justru mendarat dan membentur Quartararo pada sisi berbeda. Dan, duka yamaha semakin dalam lantaran Valentino Rossi yang sempat memimpin balapan pada akhirnya hanya finish P8.

Meski sudah mendapuk gelar juara dunia pembalap dan konstruktor 2019, ternyata Marquez belum puas.

Ambisinya masih menggunung. Salah satunya adalah meraih kemenangan ke-55 untuk memecahkan rekor Mick Doohan (54) di atas Honda.

Itu tercapai dan kini Marquez menjadi the new legend dalam sejarah Honda di kelas primer. Dikontrak Honda hingga akhir 2020, pastinya masih akan ada daftar kemenangan berikutnya.

"Di era kejayaan Doohan (1990-an), saya hanyalah seorang bocah yang gemar main motor. Tak pernah membayangkan pencapaian ini," kata rider Spanyol kelahiran 1993 itu.

Ambisi lainnya adalah menyumbang triple winner pada musim 2019 ini, dengan trofi selanjtnya di katagori kejuaraan tim.

Dari tadinya hampir mustahil mengejar tim Ducati, kini menjadi potensi yang sangat terbuka.

Kini Repsol Honda hanya tertinggal 1 poin dari Ducati, 409 versus 408 dengan dua race sisa di Malaysia dan Valencia.

Namanya kejuaraan tim, tapi faktanya hanya Marquez yang berjibaku mendapuk poin. Ia menyumbang total poin 375.

Jorge Lorenzo sebagai tandemnya hanya menyumbang angka sisa.

Jika di Valencia nanti trofi ini juga jatuh kepada Honda maka lengkap sudah kebahagiaan Marquez menyapu semua kelas kejuaraan, termasuk sebagai pole sitter terbaik dengan hadiah BMW Sport termutakhir. (rnp)

 

TERKINI
Begini Cara Mudah Melihat Kampas Rem Lewat Indikator Motor, Simak Tata Caranya! Spesifikasi Nissan Magnite: SUV Kompak yang Bikin Honda HRV Kehabisan Napas! Komunitas Pengendara Kendaraan Listrik dan Keseruan Parade di PEVS 2024 AC Mobil Tidak Dingin, Coba Lakukan 6 Cara Ini Agar Temperatur Suhu Dalam Mobil Tetap Stabil!