Jum'at, 27/12/2019 15:39 WIB
mobilinanews (Italia) - Fabio Quartararo memang the rising star MotoGP 2019. Maka banyak yang bilang rider satelit itu layak jadi rujukan pengembangan M1.
"Ya, saya beberapa kali mendengar hal itu. Tapi, kami yang saat ini jadi referensi Yamaha. Satu hal wajar jika Maverick (Vinales) dibanding-bandingkan dengan rider Yamaha lainnya," kata Esteban Garcia, crew chief Vinales yang musim ini menggantikan chief sebelumnya, Ramon Forcada.
Garcia beberkan fakta 2019. Bahwa Vinales satu-satunya yang menyumbang kemenangan buat Yamaha dengan status P1 di Assen dan Sepang.
"Di Argentina dan Austin ia berpeluang fight menjadi juara. Tapi, nasib sial saja yang membatalkannya (masalah teknis di Argentina serta pinalti di Austin)," imbuh Garcia.
Riding Clan of Classy, Ekspresikan Anak Muda Pengguna Yamaha Fazzio Hybrid di Surakarta
WorldSSP300 Assen 2024 : Pembalap Binaan Yamaha, Aldi Satya Mahendra Ingin Mengulang Kenangan Manis
Mengungkap Hal Menarik Yamaha Grand Filano, Skuter Matik dengan Gaya dan Performa Ciamik
Atas dasar itu ia menilai Vinales masih menjadi rujukan dalam pengembangan M1. Ia juga menilai kebangkitan Vinales di akhir musim 2019 bukan karena termotivasi oleh kehadiran Quartararo, tapi karena usaha mereka sendiri membangun set up M1.
Itu diakui Managing Director Yamaha Lin Jarvis. Kebangkitan Vinales bukan karena didorong oleh kecemerlangan Quartararo.
"Maverick adalah tipikal pembalap yang ingin merasa seperti di rumah dalam timnya. Itu sebabnya tim teknisnya berganti musim 2019. Itu faktor yang membuatnya semakin berkembang."
Meski menjadikan Quartararo dalam usianya yang 20 tahun sebagai aset masa deoan, Yamaha tentu harus menjaga Vinales agar tak lepas ke tim lain.
Maklum, Vinales salah satu rider yang dibidik Ducati untuk musim 2021. Ia akan dibela pada saat Yamaha juga mengelus-elus Quartararo. (rnp)