Sabtu, 18/01/2020 20:18 WIB
mobilinanews (Jakarta) – Umumnya, akan lebih menarik dalam sebuah balapan international jika ada pembalap lokalnya. Salah satunya, bisa menarik penonton lebih banyak datang.
Namun khusus untuk balap Formula E (FE) yang rencananya akan dilangsungkan di kawasan Monas, Jakarta, pada 6 Juni 2020 mendatang, pembalap mobil senior Jimmy Lukita menilai tidak perlu ada pembalap lokalnya.
“Enggak terlalu perlu sih kalau menurut saya. Daripada hasilnya kurang maksimal,” ujar Jimmy Lukita kepada mobilinanews di Jakarta, Sabtu (18/1/2020).
Menurut pembalap andalan ABM Motorsport ini, untuk bisa kompetitif, pembalap harus lebih banyak melakukan latihan.
WahanaArtha Ritelindo Rayakan Hardiknas dengan Program dan Promo Spesial
GIIAS 2024: Dorongan Konsisten untuk Industri Kendaraan Bermotor Indonesia
Bocor, Motor Listrik TVS iQube Terbaru Akan Rilis Dengan Harga Rp 50 Jutaan, Berikut Spesifikasi Lengkapnya!
Di sisi lain, secara mobil single seater, FE yang bermesin listrik tentu berbeda dengan mobil Formula 2 atau Formula 1 yang biasa dikendarai Sean Gelael dan Rio Haryanto.
Dan, informasi dari Formula E Operations seluruh seat tim sudah diisi para pembalap utamanya.
Sehingga jika ada peluang pembalap Indonesia tampil di FE melalui jalur wild card, menurut Jimmy Lukita hasilnya akan kurang maksimal.
“Kalau kurang latihan, lebih baik tidak usah ikut saja. Hasilnya pasti tidak optimal,” lanjut ayahanda pembalap mobil muda bertalenta Gerhad Lukita ini.
Toh, sebagai pembalap, Jimmy Lukita berpendapat dengan adanya FE di Indonesia, dampaknya sangat bagus untuk memacu dunia olahraga balap.
“Apalagi Formula E yang ramah lingkungan dan digelar di Monas yang sudah menjadi icon Kota Jakarta,” ungkap Jimmy Lukita.
Secara umum, Jimmy Lukita menambahkan adanya FE Jakarta akan bermanfaat bagi komunitas balap di sini.
“Dari pembalapnya, kru balap bisa belajar dengan melihat langsung kerja team, penyelenggaraan dan lain-lain,” pungkas Jimmy Lukita. (bs)