Iwan Semut Ireng, Legenda Hidup Spirit Gokart Indonesia

Sabtu, 05/09/2015 14:40 WIB

mobilinanews (Sentul) – Mencari sosok Irawan Soepardjo (lebih dikenal dengan Iwan Semut Ireng) tidaklah susah. Carilah kontainer di belakang paddock semi permanen Sentul International Karting Circuit (SIKC), Bogor.

Di sebuah kontainer bekas yang disulap menjadi tempat menyimpan onderdil gokart  dan sebagian untuk tempat tidur, di situlah Iwan bermarkas.

“Saya berhitung dengan waktu agar tidak terlambat melatih anak-anak. Baik saat latihan maupun pas event. Kalau tinggal di sini pasti tidak telat,” ujar Iwan membuka perbincangan dengan mobilinanews.

Maka itu, setiap ada event gokart di SIKC, mulai hari Selasa pria kelahiran Surabaya, 62 tahun lalu itu sudah tinggal di kontainer yang “dipinjamkan” langsung pemiliknya Hutomo MP.

iw

Meski kontainer, cukup layak untuk sekadar tidur. Selain ada kasur lipat juga dilengkapi air conditioner. “Bayangkan kalau harus dari Pamulang ke Sentul, sekitar 3 jam, pasti telat. Dampaknya tidak bagus, karena anak-anak akan melihat pelatihnya tidak disiplin,” terang ayah 4 anak ini.

Konsekuensinya, acapkali istri atau anaknya mengantar makanan ke kontainer itu.

Tapi, justru di sinilah spirit hidup Iwan ini tumbuh lagi. Melakukan aktifitas gokart, dunia yang sangat dicintainya. Itulah semangat pria yang sudah divonis menderita kanker pankreas stadium 3b pada 2007.

Berbagai pengobatan dilakukan, baik dokter maupun alternatif. Bahkan saking kronisnya, berat badannya sempat tinggal 40 an kg saja. Namun, akhirnya ia menemukan kesembuhan kehidupan kedua setelah kembali berkecimpung dengan balap kate itu.

“Saya merasa darah mengalir dengan baik, optimis, ketika bisa menularkan ilmu gokart kepada anak-anak. Bangganya, sebagian besar pegokart  sekarang saya pernah ikut memolesnya,” tuturnya.

Iwan memang begitu jatuh hati dengan gokart.  Ia menjadi generasi awal perkembangan olahraga cikal bakal single seater pada 1980-an. Saat itu, berlomba bersama Beng Soeswanto, Ricardo Gelael, Chepot Haniwiano, Adiguna Soetowo hingga Hutomo Mandala Putra.

Ketika pertama diivonis sakit,  badan Iwan sempat tinggal 40an kg, muka kuyu, punggungnya melengkung, seolah sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi. Mobilinanews sempat mengunjungi di kediaman hingga rumah sakit saat masih dalam perawatan.

Melihat keceriaan dan semangat Iwan sekarang mengingatkan pada sosoknya yang dulu : Gagah, gesit dan ceria.
Wajar saja jika di usianya berkepala enam mengalami kecapekan. Tapi, bercengkerama bersama anak-anak tunas gokart, semangat hidupnya kembali menyala.

“Saya menemukan jati diri hidup ketika melatih anak-anak. Meski kemudian setelah berprestasi pindah tim lain, tidak masalah. Saya akan terus melahirkan bakat-bakat berprestasi di gokart,” ungkap Iwan yang kini menangani Mohammad Rasya Fawas, Marlo dan Aditya Wibowo.

Satu obsesinya yang belum kesampaian yakni mengendara gokart dari Jakarta hingga Denpasar. Niatan itu sempat matang direncanakan, sebelum dokter memvonis kanker pankreas bersarang di tubuhnya.

Tetap semangat cak Iwan Semut.  

i

TERKINI
PEVS 2024: NETA Auto Indonesia Catat Prestasi Gemilang dengan Penjualan 108 SPK, Ini Keunggulan yang Ditawarkan Wuling Cloud EV Raih Penghargaan The Most Tested Car di PEVS 2024, Segini Pesanan yang Diperoleh WahanaArtha Ritelindo Rayakan Hardiknas dengan Program dan Promo Spesial GIIAS 2024: Dorongan Konsisten untuk Industri Kendaraan Bermotor Indonesia