Jum'at, 20/03/2020 23:22 WIB
mobilinanews (Inggris) - Isu, intrik, kontroversi. Itu yang membuat publisitas Formula 1 selalu hidup meski tak ada kompetisi seperti saat ini. Selalu ada perang di luar sirkuit.
Beberapa hari ini, misalnya, 6 tim (tadinya 7 bersama Mercedes) bersatu untuk melanjutkan gugatan ke FIA soal legalitas mesin Ferrari musim 2019.
Yang ditengarai menggunakan suplai bahan bakar melebihi ketentuan regulasi. Membuat power SF90 tak terkalahkan di trek lurus sekaligus menjadi kunci kekuatan The Prancing Horse.
Pada gugatan pertama FIA memutuskan tak ada yang salah dan menghentikan perkara tanpa penjelasan detil. Rival Ferrari tak puas.
Mengesankan, Xiaomi Tunjukkan Inovasi Proses Produksi Mobil Listrik SU7 Setiap 76 Detik Sekali
F1 2024 Miami: Max Verstappen Tetap Paten, Pesona Hamilton Masih Ada Meski Melawan Pembalap Papan Bawah
Ofero Picassio, Modal RP 13 Jutaan Sudah Bisa Beli Motor Listrik Seperti Vespa 946 Dior
Nama Presiden FIA Jean Todt pun disambar isu konspirasi. Maklum, ia mantan team principal Ferrari dan dicurigai melakukan intervensi.
Red Bull dan McLaren pun dituding punya agenda komersial di balik tuntutan itu.
Jika posisi Ferrari sebagai runner up kejuaraan konstruktor 2019 didiskualifikasi, maka otomatis posisi Red Bull dan McLaren naik ke peringkat 2 dan 3.
Itu berarti ada tambahan prize money yang akan mereka terima, seputar 15 dan 20 juta Euro. Lumayan kan!
Mercedes yang tadinya ikut menghajar Ferrari mendadak mundur di tengah jalan tanpa alasan jelas. Maka muncul isu soal jaga imej dan tentunya dugaan deal tertentu dengan Ferrari.
Enam tim yang siap mengeroyok Ferrari di luar lintasan itu adalah Red Bull, McLaren, Renault, Toro Rosso dan Racing Point.
Tim Alfa Rome dan Haas tak ikutan karena Ferrari adalah pemasok mesin mereka. Rencananya gugatan susulan akan masuk dalam waktu dekat.
Situasai itu membuat pembalap Ferrari Charles Leclerc yang biasanya pendiam, kini spertiterusik dan jengkel. Ia sangat terusik dengan manuver tim pesaing itu.
"Mereka harusnya respek dan hargai keputusan FIA, mereka selayaknya percaya kepada FIA," ketusnya.
Mari menunggu, apakah FIA sudi menerima gugatan kedua dengan segala konsekuensinya? (rnp)