Jum'at, 17/07/2020 18:35 WIB
mobilinanews (Spanyol) - Marc Marquez mengaku paham dan diajak omong soal semua background kebijakan Honda mendapuk Pol Espargaro sekaligus menyimpan adiknya ke tim LCR Honda.
Ia merasa perlu tegaskan itu terkait berita ketidaksetujuannya, bahkan gosip yang menyebutnya akan tinggalkan Honda.
"Saya senang dengan kehadiran Pol. Ia pembalap kencang. Saya juga senang Alex ke LCR Honda dengan fasilitas pabrikan," katanya.
Tapi, ia mengingatkan Pol bahwa datang ke Repsol Honda berarti ia harus punya kapasitas tarung di podium atau meraih kemenangan.
PEVS 2024 : Motor Listrik Gesits untuk Semua, Cicilan Ringan dan Nggak Pake Uang Muka
PEVS 2024: Keeway EV Hadirkan 5 Model Terbaru dengan Subsidi Besar, Awas Jangan Sampai Lolos
Perluas Jaringan Pasar, Chery Akhirnya Resmi Buka Dealer di Karawang Jawa Barat
"Kalau tidak maka tak ada gunanya, itu hanya akan jadi bencana."
Berada dalam tim yang sukses macam Repsol Honda, menurutnya penuh tekanan dan tantangan. Marquez mengingatkan kehadiran Jorge Lorenzo musim 2019. Banyak orang menyebut Repsol Honda menjadi The Dream Team. Dan, semua orang tahu apa yang kemudian dirasakan Lorenzo sampai akhirnya mundur di tengah kontrak berjalan. Semua jadi mimpi buruk.
Itu pula sebabnya ia dukung keputusan menempatkan Alex di LCR. Marquez tak ingin si adek justru jadi stres jika satu tim dengannya dengan tuntutan podium dan kemenangan. Sebagai juara dunia Moto2, Alex ia nilai sudah pantas main di MotoGP. Tapi, bukan dalam tim yang menuntut hasil sesegera mungkin.
"Normalnya para rookie MotoGP memang memulai dari tim seperti LCR. Itu baik bagi Alex. Saya tekankan lagi, kalau berada di Repsol Honda maka itu berarti minimal podium. Jika tak bisa tak ada gunanya."
Seperti Lorenzo, Pol datang ke Repsol Honda untuk peningkatan karir dan cari kesempatan menjadi juara dunia. Dalam usia yang sekarang 29 tahun, inilah momen tepat untuk mewujudkan impiannya.
Peringatan yang dilempar Marquez tentu ada benarnya. Lawan pertama Pol mulai musim 2021 nanti adalah Marquez, seperti prinsip yang berlaku bahwa musuh utama pembalap adalah rekan satu timnya sendiri. (rnp)