Daffa AB, Balap Simulator dan Peralatan Sudah 3 Tahun

Minggu, 26/07/2020 21:45 WIB

mobilinanews (Jakarta) – Finish ke-11 dari 30 peserta kelas Profesional seri 2 di sirkuit Sepang, Honda Racing Simulator Championship (HRSC) tadi malam, serasa ada yang agak mengganjal untuk Daffa AB (13 tahun) salah satu dari sangat sedikit pembalap Pro yang ikutan.

Pasalnya, saat sesi latihan baik menjelang race HRSC seri 1 maupun seri 2, Daffa yang aslinya adalah seorang pegokart nasional kelas Junior ini selalu berada di posisi top five (5 besar).

Seperti biasanya, Daffa hampir setiap hari melakukan latihan bersama salah satu master Sim Racer Indonesia, Jaka Siswoyo, juga dengan Nicholas Steven, Kinzie, Delly dan Collin.

“Saya hampir tiap hari menunggui Daffa latihan. Setiap latihan, Daffa tidak pernah di luar dari 5 besar time-nya. Dan, berlatih sekitar 8 jam setiap harinya,” tutur Irjen Pol (P) Anang Boedihardjo, ayahanda Daffa AB.

Daffa AB sendiri mulai aktif bermain Simulator dan mengikuti event baik yang digelar di luar negeri mapun dalam negeri, sejak 3-4 bulan lalu saat Covid-19 merebak di Indonesia.

Persaingan ketat di ajang Honda Racing Simulator Championship

Termasuk mengikuti event Honda Racing Simulator Championship (HRSC) yang telah digelar 2 dari total 6 seri hingga akhir Agustus mendatang. Event HRSC ini disponsori PT. Honda Prospect Motor dan diselenggarakan HM Engineering yang dikomandani Harris Muhammad.    

“Beberapa waktu lalu, Mas Harris Muhammad minta izin kepada saya meminta Daffa bergabung dengan HME Racing dan itu saya izinkan,” lanjut Anang.

Namun dari 2 seri HRSC baik di sirkuit virtual Suzuka Jepang maupun Sepang Malaysia tadi malam, selalu ada trouble baru di lap 1 atau lap 2.

Hambatan seperti yang disampaikan Anang, selalu ditabrak pembalap lain dan QTT tidak optimal hasilnya.

Pada seri 1HRSC, hasil QTT ada di urutan 8. Pada saat race, sempat maju hingga ke posisi ke-5 namun akhirnya ditabrak pembalap lain sampai mobil Daffa keluar trek dan DNF (tidak bisa finish)

Pada seri 2 HRSC semalam, Daffa berada di urutan 9 sesi QTT. Selepas start, siswa kelas 8 sekolah Al Wildan International Islamic School 4 Lebak Bulus, Jakarta Selatan ini sempat mundur di posisi 10.

Tapi pada lap 2, ia bangkit dan berhasil overtake 2 pembalap sehingga menempati posisi 8. Saat berusaha overtake pembalap urutan 7, keduanya sempat senggolan meski keduanya bisa lanjut.  

Pada lap ke-5 dari total 20 menit durasi race kelas Pro, Daffa ditabrak dari belakang yang akhirnya melintir, mencoba kembali masuk lintasan dan mundur urutan 20.

“Saya lihat, Daffa tidak mau menyerah dan saya semangati terus sehingga berusaha menyalip satu persatu pembalap di depannya sampai bisa di posisi 11. Namun, 4 lap terakhir, rem mobilnya blong dan sejak itu Daffa menggunakan rem tangan,” terang Anang.

Akibat hanya pakai rem tangan, kecepatan mobil Daffa makin menurun di setiap lapnya.

Daffa AB, punya kemauan keras untuk berprestasi di ajang balap Simulator

Yang tadinya pembalap urutan 12 jauh di belakang Daffa, menjelang finish hampir saja overtake Daffa. Dan, Daffa bisa finish 11.

“Seharian ini saya bersama Daffa melakukan evaluasi baik mengenai situasi balapnya, kesalahan atau kekurangan yang masih dilakukan, termasuk seluruh peralatan Simulator yang dipakai,” beber Anang.

Khusus untuk peralatan Simulator yang dipakai Daffa antara lain yang perlu segera diganti karena sudah berumur 3 tahun lebih adalah setirnya sudah goyang, mesin perlu diupgrade, pedal gas dan rem mesti ganti baru.

“Saya amati, di setiap trek lurus, mobil Daffa tidak laju. Saking pelannya, rasanya ingin saya yang menginjak gasnya. Tapi Daffa bilang, ini pedal gasnya sudah nggak benar harus diganti baru dengan type lain yang lebih update,” lanjut mantan Kepala Lalu Lintas Mabes Polri (sekarang Korlantas) itu.

Anang pun cukup percaya alasan yang dikemukakan putra bungsunya tersebut. Pasalnya, untuk settingan hampir setiap latihan Daffa selalu bertukar pikiran dengan para senior lainnya.

Kalau ada yang dirasakan kurang pas, adik pembalap nasional Rio SB ini berusaha merubah settingan guna mendapatkan waktu terbaik.

Karena itu, Anang yakin Daffa akan bisa berada di barisan depan melihat semangatnya, belajar mengemudi yang benar, belajar mencari settingan mobil yang maksimal setiap latihan di masing-masing sirkuit .

“Kemudian, mempelajari karakter masing-masing peralatan simulator yang digunakan dan melatih fight denga pembalap senior,” beber Anang.

Terkait kendala peralatan Simulator yang cukup mahal kalau mau pakai yang berkualitas, Anang mengatakan tidak bisa memenuhi sekaligus karena juga harus menyiapkan peralatan gokart yang juga cukup tidak murah.

Dan, gokart masih sebagai tujuan utama Daffa menjadi juara balap yang sebenarnya.

"Maju terus jangan pernah menyerah di balap Simulator seperti Daffa balap di Gokart. Insyaallah kamu juga akan dapat berprestasi di balap Simulator,” optimis Anang.

Go go, Daffa! (wan)

 

TERKINI
PEVS 2024 : Yuk Jajal Langsung dan Rasakan Sensasi Naik Motor Listrik Honda MotoGP 2024: Adaptasi Sudah Beres, Tiba Saatnya Marc Marquez Ngegas GP23 Melawan GP24 PEVS 2024 : MG Tampilkan 3 Kendaraan Listrik Berpredikat Rating 5 Bintang Euro NCAP Pameran PEVS 2024: Bluebird Tambah Taksi Listrik Baru BYD e6 Gen 2