Rifat Sungkar : Industri Kustom & Modifikasi Menggerakkan Ekonomi Kreatif Indonesia

Kamis, 30/07/2020 21:20 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Rifat Sungkar sangat senang atas pandangan Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo terhadap industri otomotif di bidang kustom dan  modifikasi Tanah Air.

Pada berbagai kesempatan, Bambang Soesatyo selalu mengungkapkan dukungannya terhadap para pelaku di industri kustom.

Teranyar, Rifat Sungkar bertemu dengan Bambang Soesetyo saat audensi dengan IMI Pusat dipimpin langsung Sadikin Aksa di gedung DPR/MPR Senayan Jakarta baru-baru ini.

Pelaku kustom dan modifikasi otomotif Indonesia tidak hanya dapat membantu menggerakkan perekonomian nasional juga membawa nama Indonesia mendunia.

Hal itu dibuktikan dengan banyaknya motor maupun mobil hasil kreasi builder dan modifikator Indonesia menjadi karya terbaik di beberapa event seperti di Italia, Jerman, Jepang juga Amerika Serikat.

Menurut Rifat Sungkar, pandangan Ketua MPR RI itu memberi angin segar bagi para pelaku industri kustom dan modifikasi dalam menghasilkan karya-karya yang lebih baik lagi.

"Bangsa Indonesia sudah lama dikenal memiliki kreativitas tinggi dalam hal seni dan kerajinan tangan, itu terlihat dari mahakarya yang ada di Indonesia. Bukti yang paling nyata adalah candi Borobudur," ungkap Rifat Sungkar.

Kreativitas bangsa Indonesia terus berkembang mengikuti zaman, termasuk mengiringi keberadaan industri otomotif nasional  yang salah satunya industri kustom atau modifikasi otomotif.

"Karya builder dan modifikator Indonesia juga sudah diakui dunia. Banyak motor maupun mobil hasil karya tanah air menjadi best custom maupun best restoration di mancanegara," lanjut Rifat Sungkar.

Lebih lanjut Rifat Sungkar mengatakan industri kustom dan modifikasi otomotif tanah air mampu menggerakan roda perekonomian khususnya ekonomi kreatif dengan menyediakan lapangan kerja dan memberi sumber pendapatan pajak baru bagi negara.

"Mungkin karena skala ekonominya dianggap belum terlalu besar maka belum mendapat perhatian yang khusus dari pemerintah. Padahal industri kustom ini sudah berkembang di semua provinsi di Indonesia," tambah Rifat lagi.

Kendati demikian, pentolan motorsport Indonesia ini menuturkan industri kustom masih memerlukan dukungan dan pembinaan yang lebih besar dari pemerintah.

Salah satu yang menjadi perhatian Rifat Sungkar  peraturan pemerintah yang mengizinkan pengiriman motor dan mobil klasik yang ada di Indonesia ke luar negeri dan sebaliknya melarang ekspor mobil klasik kecuali replika atau kit car.

Indonesia merupakan surga bagi motor dan mobil klasik karena pada era terdahulu, bisa dikatakan negara paling maju di Asia sehingga produk-produk otomotifnya berkualitas.

"Aturan tersebut sebaiknya diubah menjadi kebalikannya. Boleh mendatangkan motor-mobil klasik dan melarang ekspor. Kalau tidak dilarang, kita bakal kehilangan heritage produk otomotif yang ada di Indonesia. Dan di saat bersamaan pemerintah mendorong ekspor hasil modifikasi kita ke luar negeri," papar Rifat Sungkar.

Dalam rangka memajukan ekonomi kreatif nasional di bidang otomotif, khususnya kustom dan modifikasi, Rifat Sungkar juga memandang perlunya dukungan pemerintah dari sisi perpajakan.

Menurut dia, program tax amnesty yang pernah dijalankan pemerintah dapat juga diberlakukan untuk industri kustom maupun modifikasi.

Selama ini mobil dan motor hasil kustom maupun modifikasi termasuk mobil klasik sangat kesulitan dalam hal pajak dengan berbagai alasan seperti mesin hilang, nomor body karatan dan surat-surat hilang.

"Jika ada tax amnesty versi otomotif bagi mobil motor kustom, klasik dan mobil motor lainnya yang tidak ada identitasnya agar supaya diakui dan dibuat legal, maka itu merupakan potensi sumber pemasukan baru bagi negara," urai Rifat Sungkar.

Rifat Sungkar menyadari gerakan memajukan industri kustom dan modifikasi di tanah air perlu koordinasi dan dukungan berbagai pihak mulai dari Ditjen Perhubungan (Kementrian Perhubungan), Ditjen ILMATE (Industri Logam, Mesin Alat Transportasi dan Elektronika - Kementrian Perindustrian), Korlantas (Kepolisian RI), Ditjen Hak Cipta (Kementrian Hukum dan HAM) serta Kementrian Pariwisata yang kini membawahi Ekonomi Kreatif.

Sebagai salah satu pengurus Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat, Rifat Sungkar mengatakan IMI dapat menjadi jembatan komunikasi bagi semua stake holder memajukan industri kustom dan modifikasi.

"IMI Pusat dapat merangkul semua yang berkepentingan agar industri kustom dan modifikasi di Indonesia dapat berkembang. Tidak hanya memberi manfaat bagi pelakunya, namun juga dapat menyerap tenaga kerja sekaligus memberi nilai tambah bagi negara," pungkas Rifat Sungkar. (bs)

TERKINI
Hyundai Ajak Pemilik IONIQ 5 dan IONIQ 6 Lakukan Pembaruan Software Bermasalah, Menjamin Keamanan Konsumen Mazda Indonesia Resmi Buka Diler Baru di Jemursari, Surabaya, Ini Fasilitas Unggulannya PEVS 2024 : NETA Raih Penghargaan Favourite Car Brand Launch, Ini Strategi Yang Diterapkan MMKSI Merelokasi Diler Mitsubishi Motors SUN Malang Kota, Kini Lebih Lengkap dan Nyaman