Selasa, 18/08/2020 19:45 WIB
mobilinanews (Austria) - Hati Johann Zarco sangat tak nyaman memasuki ronde MotoGP berikutnya, GP Styrian di Austria akhir pekan ini. Semuanya gegara buntut kecelakaan horor yang terjadi Minggu kemarin di trek sama.
Kecelakaan hebat pada speed 310 km/jam itu membuat motor Zarco dan Franco Morbidelli (Petronas Yamaha Srt) terbang dan berputar-putar di udara dan nyaris menghantam kepala Valentino Rossi dan Maverick Vinales. Motor mendarat di bumi dan masih terbanting-banting beberapa kali sebelum akhirnya berhenti dan hancur berkeping-keping.
Sebuah mukjizat kalau kedua pembalap akhirnya tak alami cidera fatal. Hanya tulang tangan kanan Zarco yang patah dan akan lakukan operasi pemasangan pin di Italia pada Rabu (19-8-2020).
Esoknya ia sudah harus berada kembali di Sirkuit Red Bull Ring untuk pemeriksaan medis apakah layak main di GP Styrian, 21-23 Agustus, atau tidak.
Adrian Newey Ternyata Bukan Pindah ke Ferrari atau Mercedes, Tapi Tim Ini Bakal Menampungnya
Spesifikasi Seres E1, Peraih Penghargaan Most Affordable EV Car dalam PEVS 2024
Mengesankan, Xiaomi Tunjukkan Inovasi Proses Produksi Mobil Listrik SU7 Setiap 76 Detik Sekali
"Ini semua prosedur klasik yang harus saya ikuti," kata Zarco yang hanya bisa pasrah menunggu apa yang akan diputuskan FIM.
Pada hari yang sama Zarco juga harus maju ke sidang gelaran FIM. Ia akan dipanggil bersamaan dengan Morbidelli sebelum FIM mengeluarkan putusan apakah itu racing incident semata atau ada yang harus disalahkan.
Sejauh ini opini yang berkembang beberapa versi. Ada yang sebut racing incident seperti pengakuan Zarco bahwa ia berada tetap pada racing line. Ada yang berpendapat Zarco sedikit melebar.
Dan ada juga yang menilai pembalap Avintia Ducati itu terlalu keras ngerem pada titik yang belum seharusnya.
Tentunya ada juga yang menyalahkan Morbidelli karena ia berada di posisi belakang maka kewajibannya untuk mengantisipasi setiap manuver pembalap di depannya.
Morbidelli sendiri menganggap Zarco yang salah dan pantas mendapat hukuman.
"Setiap kali kecelakann kita terlalu mudah menyebutnya racing incident. Tapi, ini terjadi pada kecepatan 310 km/jam. Untung saja badan kami masih utuh. Jadi, harus ada yang disalahkan dalam kasus ini," tegasnya. (rnp)