Rabu, 24/03/2021 09:32 WIB
mobilinanews (Jakarta) - Penggiat olahraga dan pengamat olahraga bermotor Saraswati Mulyono memiliki pandangan khusus terhadap Anondo Eko, Ketua IMI DKI Jakarta.
Menjadi pucuk pimpinan organisasi bermotor (baca : IMI) yang populer di Jakarta saat ini tidaklah mudah. Me-manage atau mengorganisir juga perlu kelihaian, karena DKI telah menjadi tolok ukur cabor yang sama di daerah.
“Apalagi jika ketua mempunyai hubungan yang baik dan luwes dengan eksekutif dan yudikatif serta mampu membina hubungan yang baik dengan cabor lain pada keanggotaan KONI, Itu akan dapat menjadi nilai tambah bagi seorang ketua memudahkan cabang olahraga itu bergerak dinamis untuk mempertahankan supremasinya," kata Saras.
Pengurus IMI DKI saat ini mempunyai beban berat menuju PON di Papua bulan Oktober yang akan datang karena meloloskan seluruh kelas Balap Motor dan Motocross, sehingga membawa atlit, pelatih, kru dan ofisial sekitar 30 orang.
Terlalu Mepet Pasca Lebaran, Event Ancol Jakarta Supersport Championship 2024 Round 2 Diundur 11-12 Mei 2024
Ancol Jakarta Supersport Championship Rd 2 Gelar 4 Cabor Sekaligus di Sirkuit Carnaval Ancol, 20-21 April 2024
Menimba Ilmu dari Pembalap Senior, Trio Peslalom Muda GS Slalom Ini Ikutan ROTR Time Rally 2024 IMI DKI Jakarta
Ditambah peralatan untuk dibawa ke Papua bukan hal yang mudah dari segi biaya.
Sebagai pemimpin, Anondo berhasil mencontohkan tentang transparansi, yaitu pada pemilihan atlit dan pada pengadaan peralatan pun harus mengacu kepada e-catalog.
"Dari pengamatan saya selama satu periode ini, saya belum melihat ada calon lain yang selengkap dan semumpuni Anondo Eko, karena saat ini hanya dia yang memiliki semuanya,” kata Saraswati.
“Justru yang saya khawatirkan adalah, setelah periode keduanya nanti abis, harus ada dan mendapatkan penggantinya paling tidak sama dengan dia," ucap Saraswati. (wan)