Wartawan Balap Motor Senior Itu Tergolek Stroke dan Kanker Usus Sta 4, Butuh Uluran Tangan Orang Baik

Sabtu, 03/07/2021 13:28 WIB

mobilinanews (Cileungsi) - Wartawan senior, salah satu pendiri Tabloid Motorplus dan pemilik portal www.maniakmotor.com, Zainal Idris Miolo (54 tahun) sedang dirawat setelah mengalami stroke baru-baru ini. 

Sebelumnya, jurnalis ternama dan gesit di lapangan dalam peliputan tentang sepeda motor yang mempopulerkan istilah "diasapi" (diovertake) itu sebelumnya juga telah menderita sakit kanker usus stadium 4 sejak 6 tahun lalu.

Kini, sosok gigih sebagai pencari berita itu tak lagi bisa bekerja, bahkan telah 3 kali dilakukan operasi pun belum juga membebaskannya dari sel jahat itu, ditambah stroke yang dialami.   

Ayah 3 anak itu sudah tak memiliki simpanan uang untuk biaya pengobatan lagi. Sementara 3 mobil, tanah, dana pensiun hingga aset berharga keluarga lainnya sudah ludes. Sementara pemasukan sudah tak ada lagi sejak operasi keduanya.  

"Amiiin, terima kasih banyak ya doanya mas. Miolo kena stroke jenis SNH dan pnemonia juga kata dokter. Swlain ca di ususnya yang baru selesai diradiasi. Semoga papa anak-anak kuat melewati ini semua. Amiiin," ujar Priska, sang istri kepada mobilinanews. 

Meski Miolo lagi stroke, lanjut Priska, tapi tetap melihat MotoGP di TV di rumahnya Harvest City, Cileungsi, Kabupaten Bogor. Mungkin sambil mengingat-ingat. Matanya nggak ngedip nontonnya. Tapi diam saja membisu. Karena kena otak kanannya.

"Iya, belum bisa ngomong. Sedih banget ya. Rencana kita minggu ini mau ke RS PON di Cawang untuk pengobatan lanjutan. Dan kankernya ke RS St Carolus atau RS MRCC karena dokter ususnya kadang di kedua rumah sakit itu. Karena sedang stroke begini, kita fokus sembuhkan yang stroke dulu kejar waktu semoga bisa kembali pulih sebelum 3 bulan pertama," tutur Priska, kalem.

Tiga anak Miolo, anak paling besar baru semester 2 di IKIP Jakarta. Anak kedua si Bone yang sampai sekarang ikut balap tapi dia mencari sendiri yang mau mengajak dia balapan karena sejak 3 tahun terakhir, Miolo sudah nggak bisa mensupportnya. 

"Bone baru diajak ikut balapan karena diajak tim yang masih baru. Lumayan dapat ongkos dikit katanya. Bisa balapan aja sudah syukur banget dianya. Yang bungsu baru tamat SD, lagi mencari SMP. Aku belum sempat soalnya sejak minggu lalu karena masalah sakit Miolo yang baru," lanjut Priska.

Menurut wanita super tabah dan kuat ini, dia harus merawat Miolo selama 24 jam. Karena masih harus makan berupa blender tiap 3 jam. Kadang susu 2x selingannya supaya nggak dehidrasi efek radiasinya. Bila dehidrasi dan HB rendah ditakutkan ngedrop lagi dan stroke kembali, kata dokter.

"Oiya, Bone baru tamat SMA. Saat ini belum serius mau kuliah, masih 17 tahun. Abangnya Juni kemarin baru ultah ke-19 dan si bungsu 12 tahun. Puji Tuhan, mereka kompak sayang dan sabar banget sama papanya," beber Priska.

Priska pun minta izin, karena harus membersihkan koloatomi perut Miolo.

"Aku percaya, beban ini tidak kupikul sendiri. Ada Tuhan Yesus memudahkannya jadi ringan. Percayalah badai pasti berlalu. Amiiin. Anak-anak juga selalu kutekankan begitu supaya nggk sedih," pungkas Priska. 

***

Sahabat, sebagai kepala keluarga Pak Miolo sangat berharap bisa kembali bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Apalagi, 3 buah hatinya masih sangat belia dan butuh nafkah juga figur Ayah.

Mari kita bantu beliau menuntaskan pengobatannya agar bisa kembali berkarya sebagai wartawan senior sekaligus kepala keluarga, melalui Kitabisa.com/bisasembuh dengan cara:

1. Klik tombol “DONASI SEKARANG

2. Masukkan nominal donasi

3. Pilih metode pembayaran GO-PAY, Jenius Pay, LinkAja, DANA, Mandiri Virtual Account, BCA Virtual Account, atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke nomor rekening yang tertera.

Tak hanya mendoakan dan berdonasi, saudara-saudara juga bisa membagikan halaman galang dana dek Dheela ini agar semakin banyak yang turut menemani perjuangannya.

Terima kasih banyak, #orangbaik!

Disclaimer:

Jika donasi melebihi target Total Donasi, kelebihan donasi akan dialihkan ke Kitabisa.com/bisasembuh untuk membantu pasien lainnya.

Terima kasih, ya. Semoga kebaikanmu dilipatgandakan oleh yang Maha Kuasa, aamiin!

***

Harapan dan Ungkapan Hati Bone putra kedua Zainal Idris Miolo :

Penderitaan kanker colon di usus besar papaku Miolo sejak tahun 2015 silam ternyata belum berakhir. Padahal tahun itu di bulan Mei, kuingat banget kankernya berhasil diangkat semua dan papa bisa sehat kembali. Sebulan lamanya papa dirawat waktu itu.

Kita yang belum memakai BPJS terpaksa mengorbankan semua daya yang ada buat pengobatannya di sebuah rumah sakit swasta terkenal di  bilangan Salemba, Jakarta Pusat.  

Ternyata tahun 2020, ada sel kanker tertinggal mungkin, dan mulai mengganas kembali, membuat papa begitu menderita bila keluar gelembung buli darah sehingga harus memakai pembalut menahan pendarahannya.

Saat operasi di bulan Agustus itu, dokter belum bisa mengeluarkan kanker yang masih membandel.

Solusinya, papa harus diberi lubang di dinding perut untuk mengeluarkan feses tanpa gangguan nyeri bila lewat colong yang dikepung kanker "harus diradiasi dulu". Jelas dokter bedah-nya saat itu.

Kantung di dinding perut papa bernama kolostomi. Awalnya, kami ngeri melihatnya. Namun karena mama selalu tenang membersihkan luka bedah papa, juga merawat kolostomi papa, kami jadi lebih tenang. Namun kasihan melihat papa yang semakin menyusut beratnya. 

Anemia tak jarang menyerang tubuh papa yang mengharuskan bolak balik transfusi darah. Gangguan elektronik menjadi-jadi setelah papa dengan sabar menjalani sinar radiasi sebanyak 30 kali.

Dan, harus mondar mandir dengan transportasi taksi yang melelahkan raga dan jiwanya. "Supaya penyakitnya bisa sembuh," kata papa selalu.

Badan papa semakin susut dari 61 kig menjadi 49 kg. Dengan langkah yang semakin kaku, mula-mula terseret dengan rasa tidak karuan setiap kembali dari radiasi, sampai harus dibantu kursi roda.

Namun bila papa melihat kami bertiga : kakak, saya dan adik yang masih sekolah dengan mama yang selalu sabar memberi semangat, papa pasti bangkit kembali.

Lalu, papa menulis artikel tentang sepeda motor di portal www.maniakmotor.com (portal milik Zainal Idris Miolo) yang merupakan mata pencarian utama papa saat ini demi menghidupi kami. Kadang sampai subuh. Apalagi adik saya yang bontot baru tamat SD.

Itu pun dilakukan bila rasa sakit papa mulai hilang, karena papa selalu mengkonsumsi obat anti nyeri dari dokter yang hanya dijual di apotik besar di Jakarta, barulah papa bisa konsentrasi mengetik. 

Resep obat ini bila memakai BPJS biasanya sulit didapat atau tidak ditanggung. Terpaksa papa dan mama harus menebusnya dari dokter spesialis tiap minggu.

Sore itu, papa sebenarnya sedang duduk menatap HP-nya tiba-tiba papa seperti tertidur dan tak sadarkan diri. Spontan, kami melarikan papa ke UGD rumah sakit terdekat untuk ditolong.

Akhirnya papaku dirawat di ICU karena tidak sadarkan diri sampai beberapa hari. Aku menitikkan air mata melihat kondisi papa yang tidak mendengar suara panggilan kami. Aku genggam erat tangan papa supaya bangun.

Mama tidak pernah pulang menjaga papa di rumah sakit karena sangat mencemaskan kondisi papa yang sebenarnya. Masih perawatan lanjutan kankernya, namun tiba-tiba ngedrop dan dipasang berbagai selang di tubuhnya.

Tim doa dan bapak Pendeta juga sudah dipanggil untuk mendoakan di rumah sakit. Dokter syaraf di hari ketiga akhirnya menjelaskan kepada mama kalau papa terkena stroke jenis SNH. Kena di otak yang mengatur bahasa.

"Bagaimana nanti papa mencari nafkah bila berbicara saja saat ini sudah tidak bisa dan mengalami kelumpuhan di tangan kanan," jeritku di dalam hati. 

Namun, kami tak putus berharap kepada Tuhan semoga ada harapan kesembuhan papa kami kembali.

Seperti semangat mama saya yang selalu mengajak papa berbicara dengan riang sambil memberikan makanan papa lewat sonde yakni selang NGT yang dipasang lewat hidung ke lambung walaupun papa tidak ada response. 

Semoga para #Orang Baik boleh membantu meringankan pengobatan papaku Zainal Idris Miolo di usianya saat ini 54 tahun.

Tindakan yang baru dilakukan ke papa, transfusi darah hampir setiap bulan, akibat pendarahan usus yang masih suka menetes dari colon. Pemberian infus kental 3 persen selama dirawat.

Pemberian infus karbohidrat 12 jam, pemberian infus albumin karena berat badan papa dianggap malnurtisi, pemakaian kateter selama dirawat.

Pemasangan selang NGT dari hidung, karena tidak bisa mengunyah sejak stroke, rekam jantung atau EKG, pemasangan alat bantu oksigen juga alat saturasi oksigen, pemasangan mesin rekam tensi selama drawat di ICU maupun HCU.

"Semoga papaku bisa kembali pulih sehat dan bersama kami sekeluarga. Amin," ujar Bone dengan suara lirih. (tim mobilinanews) 

TERKINI
Begini Cara Mudah Melihat Kampas Rem Lewat Indikator Motor, Simak Tata Caranya! Spesifikasi Nissan Magnite: SUV Kompak yang Bikin Honda HRV Kehabisan Napas! Komunitas Pengendara Kendaraan Listrik dan Keseruan Parade di PEVS 2024 AC Mobil Tidak Dingin, Coba Lakukan 6 Cara Ini Agar Temperatur Suhu Dalam Mobil Tetap Stabil!