Sejarah Balap : Toyota Team Indonesia Dibangun Untuk Melengkapi Kesempurnaan Toyota

Senin, 18/10/2021 21:29 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Tak pelak, kehadiran Toyota Team Indonesia (TTI) - yang sekarang bersiap menjadi Toyota Gazoo Racing - telah mewarnai blantika motorsport Indonesia, sejak terbentuknya hingga sekarang. Boleh dibilang, TTI merupakan tim balap paling profesional di Tanah Air.

Sebenarnya kapan TTI berdiri dan bagaimana latar belakangnya? Tony Supatra adalah salah satu figur yang ikut membidani lahirnya TTI pada 1989. Menurut Toni, TTI diresmikan saat itu untuk mengikuti event balap mobil di sirkuit Ancol, Jakarta Utara,

"Sebenarnya, sebelum akhirnya lahir TTI, Toyota sudah terlibat dalam balapan di sirkuit Ancol, namun secara privateer, belum pakai nama pabrikan. Seperti Beng Soeswanto, Richard Hendarmo dan Tommy Santosa sudah ikutan balap pakai mobil Toyota. Bahkan Pak Soemitro Surachmad bos Toyota Astra Motor punya ide membangun mobil Formula Kijang dan kemudian dilombakan di Ancol," ungkap Tony Supatra kepada mobilinanews.

Namun secara resmi, lanjut Toni Supatra, PT Toyota Astra Motor membentuk tim balap yang kemudian diberi nama Toyota Team Indonesia baru pada 1989 itu. 

"Saat itu, kami yang di Marketing (Toni Supatra sebagai Manager Marketing di TAM) mendapat tugas dari Direktur Marketing Pak Alam Wiyono membentuk TTI. Saya kemudian melibatkan teman-teman lainnya di marketing, ada nama Rahmat Suwondo, Sugandi dan Memet Djumhana," terang Tony.

Formula Kijang yang dikembangkan Soemitro Surachmad, justru sebelum TTI didirikan

Rahmat Suwondo, tambah Toni, dikenal sebagai penggemar balap dan memahami seluk-beluk balapan, kemudian ditunjuk sebagai pengelola harian (manajer) TTI. Sugandi dan Memet Djumhana juga ikut terliat di dalam tim.

Pada awal pembentukan itu, direkrut beberapa pembalap antara lain Indra Saksono, Alex Asmasoebrata dan Tommy Santosa. Kemudian, ada Pare Soemoele dan Jimmy Lukita.

"Ada yang senior dan junior. Terus terang, hal yang lebih teknis termasuk pemilihan pembalap itu lebih banyak dari Rahmat, untuk kita ajukan ke Pak Alam. Kalau saya sendiri awalnya tidak begitu paham (dengan balap) dan tidak suka berpanas-panasan di sirkuit. Karena tugas, saya harus bisa menjalankan sebaik mungkin," tutur Tony Supatra sembari tertawa.

Lahirnya TTI ditandai dengan branding tulisan Toyota Team Indonesia pada mobil Toyota Starlet yang dipakai balap mobil di sirkuit Ancol.

"Saya mendapat pembagian jersey (seragam) sebagai pembalap TTI. Tidak hanya saya, dan harus dipakai selama di sirkuit, juga pembalap TTI lainnya," ungkap Tommy Santosa, salah satu pembalap TTI generasi pertama.

Seluruh kebutuhan balap dari mobil, spare part, mekanik hingga anggaran untuk balap disupport penuh dari Toyota Astra Motor.  

Menurut Toni Supatra yang masih aktif di TTI hingga sekarang sebagai pembina, menyampaikan kenapa Alam Wiyono ingin Toyota harus memiliki tim balap dan terlibat dalam dunia balap mobil.

Dari kiri Toshio Obara, Tony Supatra (tengah), Stephen (alm) dan Gimmy M3. (foto : dok Tony Supatra)

Toyota memang dikenal sebagai mobil sangat bandel, memiliki performance bagus, perawatan ringan serta irit bahan bakar. Namun, ada satu hal yang masih kurang dikenal masyarakat luas : soal speed.

"Untuk pembuktian Toyota juga andal di soal kecepatan, makanya harus terlibat di dunia balap dan menjadi yang terbaik dengan cara sportif. Kebetulan, Pak Alam Wiyono memang sangat interest di dunia motorsport, sehingga selain memberikan arahan secara langsung, juga rajin datang ke arena balap," ungkap Tony.

Selain itu, arena balap banyak melibatkan kalangan muda. Sehingga cocok untuk mempromosikan produk Toyota saat itu yakni Toyota Starlet kotak dan kemudian disusul Starlet bulat.

Dengan keberhasilan para pembalap TTI di ajang balap mobil Ancol, dampak positif terhadap penjualan dan penguatan image langsung bisa dirasakan. "Penjualan Starlet meningkat, dan Starlet menjadi mobil idaman anak muda saat itu hingga booming di mana-mana," beber Tony.      

Saat itu, balap mobil di sirkuit Ancol sangat ramai. Sebelum ada TTI, sudah ada brand lain seperti Honda dan Mazda yang diperkuat nama beken seperti Aswin Bahar, Beng Soeswanto, Dolly Indra Nasution, Arief Indiarto hingga Sidarto SA.  

Sayangnya, balapan terakhir di sirkuit Ancol terjadi pada 1991, karena setelah itu sirkuit yang terletak di pinggir pantai tersebut resmi ditutup. Dan sebagai gantinya adalah sirkuit Sentul, Bogor yang mulai digunakan pada akhir 1992.

Juga sayangnya, Rahmat Suwondo pengelola dan manajer TTI memilih keluar dari TAM karena memilih melanjutkan pendidikann di luar negeri. Posisi Rahmat kemudian digantikan oleh Sugandi, lalu Memet Djumhana. (bs)   

TERKINI
Spesifikasi Nissan Magnite: SUV Kompak yang Bikin Honda HRV Kehabisan Napas! Perluas Jaringan Pasar, Chery Akhirnya Resmi Buka Dealer di Karawang Jawa Barat Komunitas Pengendara Kendaraan Listrik dan Keseruan Parade di PEVS 2024 BYD Resmi Meluncurkan Sea Lion 07: SUV Pesaing Tesla Model Y