Kaleidoskop (8 Februari) 2021 : Dr Sim Berpulang Karena Covid-19, Duka Mendalam Mbak Saraswati

Senin, 27/12/2021 22:28 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Orang Indonesia pertama pemegang lisensi dokter bedah MXGP dan MotoGP Dr dr Mashert Simangunsong SpB MPH yang berpulang karena Covid-19 pada Minggu (7/2/2021) merupakan sebuah kehilangan besar bagi dunia otomotif khususnya balap Indonesia.

Selain menjadi orang Indonesia pertama pemegang lisence dokter bedah MXGP dan MotoGP dari FIM, Dr Sim - sapaan akrabnya - adalah CMO (Chief Medical Officer) IMI.

Ya, Chief Medical Officer yang tugasnya adalah memutuskan apakah seorang pembalap fit or unfit untuk mengikuti sebuah balapan.

"Keputusan fit - unfit tersebut disampaikan kepada Jury. Meski tidak punya suara, tapi sebenarnya CMO yang paling peran pentingnya. Karena rekomendasi CMO pasti akan menjadi dasar keputusan Jury," terang Saraswati Mulyono, tak lain istri dari Dr Sim yang berlisensi sebagai Jury event motocross MXGP. 

Dr Sim adalah CMO Indonesia pada kejuaraan dunia motocross MXGP dan perannya sangat diandalkan.

"Pasalnya, MXGP itu olahraga yang sangat keras, sehingga kedaruratan atas kecelakaan itu yang tahu adalah dokter bedah," lanjut mbak Saras.

Dan sebagai ASN, Dr Sim yang telah melengkapi keahliannya dengan menyandang titel Dr (S3) dikenal sebagai pelatih ATLS Indonesia.

Jadi komunitas itu se-Indonesia tahu dan kenal dengan kiprah Dr Sim.

"Rencananya salah satu seri kejuaraan dunia MXGP kan ada di Bali. Nah Bali itu 'makanan' dia karena lulusan Universitas Udayana untuk S1-nya. Sak kepala dinas itu semua teman-temannya dan Dr Sim sudah senang sekali," mbak Saras melanjutkan. 

Biasanya kalau Dr Sim jadi CMO, semua dokter di daerah tunduk dadakan sama dia.

"Ya karena kan dia bekerja di rumah sakit di bawah Depkes, dan dihormati orang sak bajek. Jadi fasilitas mudah didapat serta merupakan keuntungan bagi Indonesia, karena dadakan pihak rumah sakit nyodorin diri jaminannya nama Dr Sim," beber mbak Saras.

Mbak Saras yang juga masih melakukan isolasi di rumah sakit Fatmawati ini menambahkan, jika Dr Sim adalah ASN golongan IV/e, dan sudah mendapat bintang 30 tahun pelayanan sebagai ASN.

"Dia juga pendonor darah yang ke-125 kali. Sampai akhirnya meninggal dunia, dia tercatat sudah 128 kali melakukan donor darah," tutur mbak Saras dengan suara lirih, mengenang sang suami. (bs)

TERKINI
GWM Indonesia dan Ideafest Menyelenggarakan Diskusi Inspiratif yang Membahas Transformasi Industri Melalui Pengalaman Baru Hyundai Staria Hybrid: MPV Mewah dengan Teknologi Hybrid Unggulan Dealer BYD Cibubur Sebagai Salah Satu Flagship Dealer di Indonesia, Dilengkapi Fasilitas Lengkap OnePrix 2024 Palopo : Insiden Sikut dan Dorong Oleh Riki Ibrahim, Akibatkan Pembalap Kehilangan Posisi, Harusnya Disanksi