F1 2022: Meski Telah Pecat Michael Masi, Hamilton Masih Menolak Bicara Dengan Presiden FIA!

Sabtu, 15/01/2022 23:17 WIB

mobilinanews (Inggris) - Kontroversi mulai mewarnai serial F1 2022. Jumat kemarin dikabarkan presiden baru FIA Mohammed bin Sulayem mengadakan pertemuan khusus dengan Team Principal Mercedes Toto Wolff. Keduanya tak menjabarkan isi pertemuan, membuat transparansi FIA dipertanyakan.

Sebelumnya, FIA telah mencoret nama Michael Masi dalam struktur operasional FIA di cabang single seater tanpa penjelasan apa pun.

Itu memunculkan dugaan keras adanya campur tangan Mercedes terkait kontroversi di Abu Dhabi, final grand prix F1 2021 di mana Lewis Hamilton gagal meraih rekor sebagai pembalap dengan 8 gelar juara.

Masi adalah FIA Race Director yang membuat kebijakan mengadu Hamilton dan Max Verstappen di lap terakhir GP Abu Dhabi yang penuh drama.

Pencoretan Masi disinyalir adalah tekanan kubu Mercedes. Disebut juga itu salah satu yang ditunggu Hamilton untuk menentukan langkahnya apakah pensiun dari F1 atau tetap berlaga di F1 tahun ini. Hal lain yang dituntut Mercedes adalah investigasi soal kasus Abu Dhabi. 

"Pencoretan Masi tak menyelesaikan masalah yang ada di FIA. Ada beberapa hal lagi yang harus dituntaskan," kata Wolff saat FIA merilis bagan organisasi motorsport tanpa nama Masi.

Saat sama eks pembalap F1 yang kini jadi pengamat F1, Martin Brundle, mengritik keras Hamilton jika menjadikan sosok Masi sebagai alasannya tetap atau tidak di F1. Ia juga menilai pemecatan Masi sebagai Race Director tak akan mempengaruhi kinerja FIA.

Dan, di ujung analisanya Brundle percaya Hamilton tak akan pensiun karena pembalap Inggris itu masih punya motivasi untuk mencetak rekor 8 gelar.

Hal lain yang kini dikuak media adalah alasan sesungguhnya Mercedes mencabut kembali upaya banding yang diajukan setelah protes di Abu Dhabi ditolak stewards. Disinyalir pencabutan perkara itu karena ada janji FIA untuk menginvestigasi kasus Abu Dhabi secara mendalam.

Sulayem memenuhi janji itu dengan menggelar penyelidikan khusus soal partai final 2021 yang oleh kubu Mercedes dinilai sangat bertentangan dengan regulasi. FIA tak menyebut siapa saja yang menginvestigasi persolan itu dan alasannya.

Yang jelas sudah ditetapkan kalau pengumuman hasil investigasi dilakukan pada 18 Maret 2022 yang bertepan dengan sesi FP1 dan 2 seri pembuka kompetisi di GP Bahrain.

Pemilihan waktu pengumuman itu menjadi daya tarik tersendiri. Jika benar Hamilton menunggu pemecatan Masi dan hasil investigasi FIA, maka ia harus lebih dulu memastikan pensiun atau tidak sebelum pengumuman.

Sebab, pada 18 Maret itu juara dunia 7 kali ini sudah harus masuk entry list pembalap regular F1 untuk mengikuti seri pembuka di Bahrain.

Sudikah Hamilton melakukan hal itu? Mari ditunggu.

Di sisi lain hingga saat ini Hamilton masih diam membisu sudah lebih dari sebulan. Tak bicara di media, termasuk juga tak aktif di media sosial. Di medsosnya ia bahkan mencoret sejumlah figur dan laman resmi FIA karena kecewa berat atas hasil Abu Dhabi.

Ia bahkan menolak bicara dengan Sulayem sebagai orang nomor satu di FIA. Pesan tertulis yang dikirim Sulayem juga tak dibalas Hamilton.

"Sama sekali tak dijawab, tapi kita tak bisa menyalahkan Lewis. Saya memahami apa yang saat ini ia rasakan, tapi saya yakin ia tak akan keluar dari F1," ujar presiden FIA asal Uni Emirat Arab itu.

Nah, komentar Sulayem itu berikut kemudian pertemuannya dengan Wolff, kini dipertanyakan setidaknya oleh beberapa media motorsport.

Terlalu lembekkah sang presiden menangani tekanan Mercedes? Jawabannya tentu akan terlihat seperti apa hasil investigasi FIA yang akan diumumkan pada 18 Maret itu? (rnp)

 

 

 

TERKINI
Planet Ban Hadirkan Kampanye Keberlanjutan Industri Otomotif Dalam Bisnis! Maksimalkan Layanan Untuk Konsumen, Ban Goodyear Kini Hadir di Bengkel B-Quik FIF Raup Laba Bersih Rp1,1 Triliun, Naik 16,5 Persen di Kuartal I 2024 PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan