Ambisi Jadi Pionir Kendaraan Listrik, Tapi Hyundai Jualannya Kecil, Masih Jauh Boss!

Sabtu, 29/01/2022 18:38 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Hyundai gencar memasarkan mobil listrik di Indonesia. Setelah menjual resmi Ioniq dan Kona Electric, Hyundai juga akan memproduksi mobil listrik crossover Ioniq 5. 

Yang jadi pertanyaan serius, memang seberapa lakukah penjualan mobil listrik Hyundai di Indonesia?

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) memang sudah menjual mobil kategori Electric Vehicle (EV), khususnya di segmen kendaraan listrik berbasis baterai atau Battery Electric Vehicle (BEV).

Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tahun 2021, model BEV Hyundai berhasil dijual secara ritel 605 dari total 693 unit yang dibukukan. 

Adapun Kona Electric di segmen BEV dengan penjualan 366 unit atau 52,8% dari total penjualan ritel, disusul Ioniq dengan 239 unit atau 34,5%. 

"Hyundai menyambut baik penerimaan pelanggan kami di Indonesia terhadap komitmen Hyundai membangun mobilitas masa depan. Kami percaya  pencapaian yang diraih kedua model EV Hyundai tersebut dari komitmen kami sebagai perusahaan otomotif yang berpusat pada pelanggan serta menghadirkan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan," kata SungJong Ha, President Director PT Hyundai Motors Indonesiadalam keterangan resminya.

Tentu angka penjualan tersebut terbilang sangat kecil dibanding kendaraan konvensional dengan basis BBM di mana produsen dan brand Jepang tengah menikmati pesta penjualan di Indonesia.

Yang jadi pertanyaan, apakah kebutuhan mobil listrik sudah menjadi pilihan utama di Indonesia? Tentu belum. Itu bisa dilihat dari data Gaikindo di atas.

Menurut salah satu pengamat otomotif senior, setidaknya hingga 10 tahun ke depan masyarakat masih akan menempatkan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) untuk kebutuhan sehari-hari.

Alasannya, sudah nyaman, mudah operasionalnya, gampang mendapatkan BBM dengan tersedianya SPBU di mana saja dan jauh lebih murah beli unitnya.

"Kendala yang dihadapi pemakaian mobil listrik oleh masyarakat secara umum saat ini karena operasionalnya dianggap ribet, charging yang merepotkan, nggak familiar serta harganya masih terlalu mahal," terang sang pengamat otomotif tersebut.

Jadi bagaimana dengan Hyundai yang bahkan sudah membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia?

"Membangun pabrik ya baik-baik saja. Itu kan investasi jangka panjang. Tapi jangan berharap akan segera memanen hasil. Masih jauh boss...," lanjutnya. (wan)

TERKINI
NETA Raih Penghargaan `Favourite Car Brand Launch` Untuk NETA V-II di PEVS 2024 MMKSI Relokasi Diler Mitsubishi Motors SUN Malang Kota, Lebih Lengkap dan Nyaman "King Umar" Pembalap Terbaik Indonesia di TCR Asia Series 2024 Round 1 Sepang Malaysia, Ini Prestasinya GIIAS 2024 Jadi Pameran Terbesar, Ada 11 Hall Untuk Show Kendaraan Hingga Aftermarket