MotoGP 2022 Indonesia: Bawa Ban Spesifikasi 2018 ke Mandalika, Ini Alasan Michelin

Senin, 21/03/2022 05:38 WIB

mobilinanews (Lombok) - Saat tes pra musim di Sirkuit Mandalika, Michelin gunakan ban spek 2022. Tapi, pada event GP Indonesia akhir pekan ini, pabrikan Prancis itu memutuskan bawa ban belakang spek 2018. Kebijakan yang lantas diributkan tim Honda.

Pembalap pertama yang meributkan spek 2018 itu adalah Fabio Quartararo (Yamaha) usai FP1. Perubahan ban itu membuatnya tak bisa maksimal menggunakan setingan motor saat tes.

Ia sebut butuh beradaptasi dengan ban itu karena tak punya pengalaman menggunakannya. Maklumlah, ia mendarat di MotoGP pada musim 2019. Dan, belakangan ia ternyata mampu beradaptasi dan akhirnya merebut pole position.

Pembalap kedua yang meributkannya adalah Pol Espargaro (Repsol Honda). Ia tegas menyebut perubahan itu tak fair, menggunakan konstruksi ban 2018 untuk musim 2022.

Ia pun tegas menyebut Michelin sebagai penyebab terpuruknya Honda di sesi kualifikasi. Padahal mereka datang sebagai favorit selaku pembalap tercepat dalam tes Mandalika dan bermain positif di GP Qatar.

Terakhir adalah Team Principal Repsol Honda Alberto Puig. Eks pembalap GP500 yang pernah mengaspal di Sirkuit Sentul 1996 itu mempermasalahkan ban Michelin seusai Marc Marquez alami kecelakaan highside di sesi warm up jelang race.

"Marc 4 kali celaka pakai ban itu. Kami harus tahu mengapa," tegas Puig yang juga tokoh di balik lahirnya serial balap Asia Talent Cup yang melibatkan banyak pembalap belia Indonesia.

Lantas apa alasan Michelin memproduksi ulang spek ban 2018 khusus untuk Mandalika?

Dikutip dari berbagai sumber, Michelin gagal memahami karakter sirkuit Mandalika yang pada saat tes pra musim belum sepenuhnya sesuai dengan standar MotoGP 2022. Buktinya FIM mensyaratkan pengaspalan ulang di beberapa bagian sirkuit.

Yang lebih utama adalah masalah suhu udara dan lintasan yang sangat tinggi di Mandalika saat tes. Kombinasi aspal baru, desain sirkuit berkarakter cepat dan suhu tinggi adalah kombinasi yang jadi tantangan Michelin.

Ban standar 2022 dianggap tak ideal dan juga bahaya untuk melakoni lap panjang di Mandalika. Dalam kondisi Mandalika, ban itu akan cepat melepuh.

"Satu-satunya solusi teknis adalah membawa konstruksi ban 2018 yang kami gunakan di GP Austria dan Thailand. Dengan casing ban yang lebih keras, daya cengkeram ban memang berkurang dan dengan sendirinya kecepatan juga berkurang," jelas Direktur Motorsport Michelin Piero Taramasso.

"Grip berkurang, tapi stabilitasnya lebih baik dan banyak pembalap yang memuji hal itu saat latihan. Suhu masih relatif sama dengan saat tes dan karena itu kami cukup senang dengan pilihan ini."

Namanya perubahan tentu selalu ada yang cocok dan tidak. Menurut Pol, konstruksi ban 2018 cocok buat Ducati sehingga joki pabrikan Italia itu kini tampil jauh lebih baik dibandingkan hasil tes pra musim. Sebaliknya bagi dirinya, sangat terkendala.

"Saya bahkan tak yakin bisa mencapai finish dengan ban itu," ketus Pol seusai kualifikasi Q1 yang menggagalkan dirinya dan Marquez melaju ke babak Q2.

Sayang, ban konstruksi 2018 itu akhirnya tak jadi digunakan pada race Minggu (20/3) karena hujan dan semua pembalap gunakan ban basah. Karena itu klaim Michelin belum bisa dibuktikan kebenarannya.

 Dan, menarik menunggu perkembangan klaim bos Repsol Honda apakah benar Marquez jatuh karena ban 2018? Sebab jatuhnya Marquez bisa dibedah dengan mengolah seluruh data yang otomatis terekam. (rnp)

 

 

 

 

TERKINI
Adrian Newey Ternyata Bukan Pindah ke Ferrari atau Mercedes, Tapi Tim Ini Bakal Menampungnya Spesifikasi Seres E1, Peraih Penghargaan Most Affordable EV Car dalam PEVS 2024 Mengesankan, Xiaomi Tunjukkan Inovasi Proses Produksi Mobil Listrik SU7 Setiap 76 Detik Sekali Hyundai dan Grab Salurkan Alat Bantu Gerak dan Kursi Roda Kepada Penyandang Disabilitas