Bos BMW : Kendaraan Bermesin Dengan Bahan Bakar Fosil Masih Penting di Pasar Global

Senin, 18/04/2022 10:05 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Transisi teknologi otomotif dari model konvensional ke kendaraan listrik berkembang pesat. Reputasi mesin pembakaran internal atau internal combustion engine pun akan beralih.

Terkait dengan elektrifikasi berkait dengan emisi gas buang, beberapa nagara telah melarang penjualan kendaraan dengan mesin pembakaran konvensional. Hal ini merangsang percepatan elsktrifiaksi.

Menanggapi hal ini, CEO BMW Oliver Zipse menganggap larangan penyetopan mesin pembakaran konvensional adalah kesalahan. Ia menyoroti terbatasnya ketersediaan energi listrik.

“Ketika anda melihat teknologi yang didorong ke EV, kita harus berhati-hati karena pada saat yang sama, anda meningkatkan ketergantungan, padahal kualitas listrik yang baik hanya ada di sedikit negara. Ini yang harus dipertimbangkan juga," kata Oliver Zipse melansir Carscoops.

Baginya jika seorang tidak dapat membeli EV mungkin ada alasan tertentu. Jika tidak ada lagi yang menjualn mesin pembakaran maka orang lain akan melakukannya.

Hal ini yang menjadi pertimbangan mereka untuk beralih secara massif ke EV, untuk mengakomodir pelanggan yang masih ingin menggunakan kendaraan konvensional.

Dengan situasi ini, calon pembeli kendaraan listrik mungkin menyukai gagasan memiliki EV, tetapi jika mereka kebetulan menyewa rumah atau apartemen, mereka mungkin tidak memiliki cara untuk mengisi daya kendaraan di rumah. Hal ini menjadi kendala tersendiri.

Saat ini, ada sangat sedikit kendaraan listrik murah di pasaran. Pembeli tidak mampu membeli, karena harganya $30.000 atau Rp 431 juta. Mereka tidak bisa memiliki pilihan karena jika hanya membeli mobil tentu pasti mempertimbangkannya.

Di sisi lain, mobil pembakaran mudah ditemukan dengan harga kurang dari $20.000 atau setara Rp 287,3 juta.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, mobil pembakaran internal tampaknya masih memiliki tempat di pasar setidaknya untuk beberapa tahun ke depan. Pada saat yang sama, beberapa masalah ini dapat diselesaikan selama waktu yang sama.

Sebagai contoh, Chevrolet telah berkomitmen untuk membantu pembeli EV memasang pengisi daya di rumah mereka dan berencana untuk menjadi merek mobil listrik pada tahun 2035, sementara Ford merencanakan setengah dari penjualan kendaraannya, akan menjadi listrik pada tahun 2030 dengan investasi besar.(elk)

TERKINI
Hyundai Ajak Pemilik IONIQ 5 dan IONIQ 6 Lakukan Pembaruan Software Bermasalah, Menjamin Keamanan Konsumen Mazda Indonesia Resmi Buka Diler Baru di Jemursari, Surabaya, Ini Fasilitas Unggulannya PEVS 2024 : NETA Raih Penghargaan Favourite Car Brand Launch, Ini Strategi Yang Diterapkan MMKSI Merelokasi Diler Mitsubishi Motors SUN Malang Kota, Kini Lebih Lengkap dan Nyaman