F1 2022: Gegara Insiden di Sirkuit Imola, Charles Leclerc Kini Dikecam Mantan Driver Ferrari

Kamis, 28/04/2022 01:28 WIB

mobilinanews (Austria) - Buat siapa saja yang menyayangi tim Ferrari, kesalahan yang dianggap konyol Charles Leclerc di GP Emila Romagna lalu ibarat duri yang menusuk ke dalam hati. Termasuk buat Gerhard Berger, legenda F1 asal Austria yang besar di tim The Prancing Horse.

Meski orang Austria, tak dengan sendirinya Berger berada di pihak Red Bull Racing yang merupakan tim milik konglomerat Austria Dietrich Mateschitz.

Rasa sayangnya tetap buat Ferrari, tim Italia yang ia bela dalam dua kesempatan. Masing-masing musim 1987, 88 dan 89 sebelum didapuk tim Mclaren Honda.

Periode kedua pada musim kompetisi 1993, 94 dan 95. Prestasi terbaiknya, dua kali menduduki peringkat ketiga kejuaraan dunia diraih bersama Ferrari. Masing-masing pada 1988 dan 1994. Ia pensiun akhir musim 1997 dengan tim Benetton Renault.

Seperti umumnya tifosi Ferrari yang dikecewakan Leclerc di Sirkuit Imola yang notabene kandang Ferrari, Berger pun tak kalah kecewa. 

"Anda tak boleh melakukan kesalahan semacam itu dalam kompetisi yang sangat sulit," ujar Berger dalam wawancara khusus dengan ServusTV, stasiun televisi Austria yang selama ini banyak menyiarkan cerita dan berita soal Red Bull dan Max Verstappen.

Kesalahan yang disebut Berger adalah kengototan Leclerc mengejar Sergio Perz (Red Bull) untuk memperebutkan posisi finish kedua di belakang pembalap utama Red Bull, Max Verstappen.

Padahal tim sudah mengingatkan untuk mempertahankan posisi ketiga karena terlalu riskan memaksakan diri mengejar lawan. Sudah jelas sejak awal balapan ia kalah kencang dari dua mobil RB18 milik lawan.

Leclerc ngeyel, karena yakin bisa menyalip Perez. Akibatnya, mobil Leclerc malah mlintir usai melindas kerb di pinggir lintasan dalam kecepatan tinggi.

Badan mobil terangkat dan meluncur liar ke gravel. Untung hanya menyenggol pagar, bisa kembali ke pit dengan kerusakan sayap depan. Kembali ke trek posisinya melorot keurutan 9 dan akhirnya mampu finish di posisi ke-6. 

Insiden itu menyebabkan Leclerc kehilangan 7 poin dari seharusnya. Jumlah yang menurut Berger vital dalam kejuaraan dunia yang panjang. Jumlah yang ia khawatirkan justru jadi penentu kejuaraan di akhir musim.

Di sisi lain, Ferrari dan seluruh penggemar fanatiknya sudah sangat lama menanti gelar dunia setelah raihan terakhir oleh Kimi Raikkonen pada musim 2007.

Menurut Berger, tak ada yang salah dari agresivitas Leclerc di dalam lintasan, begitu pun dengan motivasinya untuk finish lebih baik.

Yang ia sayangkan adalah momennya yang tidak tepat, memaksakan diri dalam situasi yang sudah jelas sulit dan beresiko untuk mengejar lawan.

"Ia sudah memiliki tempat ketiga yang sangat aman dan banyak poin menguntungkan. Ia masih punya banyak waktu untuk menunjukkan kemampuannya, yang perlu diasah adalah meredam emosi saat secara teknis memang tak bisa berbuat lebih," ujar Berger.

Saat ini posisi Leclerc di kalsemen sementara memang masih unggul 27 poin atas Verstappen (86 versus 59). Jika tak terjadi insiden tersebut maka seharusnya Leclerc unggul 34 poin.

Itu sebabnya Berger berpesan keras agar hal sama tak boleh terulang, lantaran Leclerc dan verstappen diprediksi sebagai dua calon kuat yang berebut gelar pada musim 2022. (rnp)

 

 

TERKINI
Begini Cara Mudah Melihat Kampas Rem Lewat Indikator Motor, Simak Tata Caranya! Spesifikasi Nissan Magnite: SUV Kompak yang Bikin Honda HRV Kehabisan Napas! Komunitas Pengendara Kendaraan Listrik dan Keseruan Parade di PEVS 2024 AC Mobil Tidak Dingin, Coba Lakukan 6 Cara Ini Agar Temperatur Suhu Dalam Mobil Tetap Stabil!