Polemik Soal Angka 8 dan Putar 360 Derajat Selesai, Kejurnas Slalom 2022 Putaran 2 di Bandung Kembali Diakomodir

Rabu, 13/07/2022 00:38 WIB

mobilinanews (Bandung) - Terkait lay out yang berbeda dengan sebelum-sebelumnya, dan sempat menjadi polemik pasca putaran 1 Kejurnas Slalom 2022 di Purwokerto lalu, kini telah mendapatkan respon dari Ketua Komisi Slalom dan penyelenggara Genta Auto Sport.

Sebelumnya, terkait "angka 8" (donat) dan putaran 360 derajat yang dihilangkan mendapat komplain dari beberapa peslalom. 

Doni Pangarang, dedengkot slalom dari Pangarang Slalom Team Bandung, menyampaikan keberatan penghilangan soal terkait "angka 8" dan putaran 360 derajat tersebut.

"Aneh dan mengubah kebiasaan yang telah berlangsung bertahun-tahun. Karena justru pada 2 soal itu, menjadi roh kejuaraan slalom selama ini. Kenapa itu ditiadakan?," tanya Doni Pangarang.

Bahkan adik kandung Fredi Ojo Rostiawan ini sempat menuding penghilangan itu agak tendensius, untuk menguntungkan tim tertentu terkait dengan kendaraan yang menjadi andalan.

Dika CH, peslalom senior yang comeback di ajang kejurnas slalom dengan bendera tim HRVRT juga mengritik kebijakan peniadaan 2 soal tersebut sebagai tak lazim yang ditulis di insta storynya.

"Woeee, udah belasan tahun "angka 8" dan putaran 360 derajat itu selalu ada dalam lay out Kejurnas Slalom. Kenapa tahun ini tiba-tiba dihilangkan? Ada apa nih?." Begitu kira-kira inti sari dari yang ada di insta story Dika CH yang kini juga sebagai Manajer Operasional PT Sarana Sirkuitindo Utama, pengelola sirkuit Sentul International.

Menanggapi itu, Abed Nego Antoro dari Promotor Nasional PT Genta Auto Sport pun angkat bicara.

"Sebenarnya, untuk angka 8 dan putaran 360 derajat itu bukan dihilangkan. Emang dari team RC (Racing Committee) dan Stewards yang mengesahkan soal, serta ingin mencoba hal yang berbeda. Karena di peraturan perlombaan, kan tidak ada tulisan Wajib harus ada putaran angka 8 maupun putaran 360 derajat," buka Abed.

Namun ternyata, lanjut Abed, suguhan soal yang berbeda itu mendapat tanggapan berbeda dari beberapa tim, yang dibilang tidak sesuai peraturan.

"Padahal tidak ada tulisan wajib/harus ada soal seperti itu di buku peraturan. Ibaratnya, orang suka makan ayam goreng pakai sambal tapi kemarin itu makan ayam goreng tidak ada sambalnya. Itu saja sih,` lanjut Abed.

Yang jadi pertanyaan, dan juga disesalkan team RC, kenapa pada saat briefing tidak ada yang protes atau komen ketika soal yang agak berbeda tersebut disampaikan.

"Kalau saat itu ada yang protes atau ngomong dari awal, pasti kita akan perbaiki/diskusi ulang dengan Steward IMI Pusat terkait soal tersebut. Dan harap diingat, Kejurnas Slalom ini 1 tahun berjalan ada 6 putaran di mana baru 1 putaran berjalan," beber Abed.

Ditambahkan oleh Abed, yang agak disesalkan, kok protesnya saat sudah selesai event. "Menurut saya, itu tidak profesional ya mas. Kalau mau protes soal, pasti dari awal langsung, saat brifing itu : Ini kok soal tidak ada angka 8 atau putaran 360 derajat," imbuhnya. 

Gerry Rosanto selaku Ketua Komisi Slalom IMI IMI Pusat pun ikut mencoba meng-clearkan terkait hal itu.

"Oitu.. memang di peraturan tertulis "dapat berupa" zig zag, angka 8, mutar, lingkaran besar, gawang dan sebagainya. Jadi itu pilihan. Kebetulan panitia ingin menampilkan yang beda dari slalom sebelum-sebelumnya. Ya seperti rumah makan kalau menghidangkan nasi goreng terus kan ada yang bosan. Nah kali ini menyajikan nasi gorengnya ada yang suka pedas, asin atau agak manis," ungkap Gerry.

"Nah, kebetulan banyak yang minta diadain lagi yang angka 8 dan 360 derajat. Ya gampang aja, nanti di putaran 2 Kejurnas Slalom di Bandung kita bisa hidangkan lagi. Karena pada dasarnya, di slalom ini sudah seperti keluarga besar, baik penyelenggara maupun pembalapnya karena pronas di slalom sudah sejak 2008. Jadi begitu ada sedikit perbedaan bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan guyup lagi," terang Gerry.

"Saya sudah bicara dengan pihak penyelenggara, RC dan juga komunitas. Alhamdullilah sudah beres. Ya nanti di Bandung ada muternya lagi," lanjutnya.

Menurut Gerry Rosanto, sebenernya peraturan slalom yang sekarang ini tidak ada perubahan dari 2019. Tahun 2020 tidak ada event karena pandemi.

"Aku terpilih jadi Ketua Komisi Slalom 2021.Jadi aku menjalankan peraturan yang dibuat 2019. Semoga keterangan ini bisa menyejukan buat semua," pungkas Gerry Rosanto. (bs)

 

TERKINI
GWM Indonesia dan Ideafest Menyelenggarakan Diskusi Inspiratif yang Membahas Transformasi Industri Melalui Pengalaman Baru Hyundai Staria Hybrid: MPV Mewah dengan Teknologi Hybrid Unggulan Dealer BYD Cibubur Sebagai Salah Satu Flagship Dealer di Indonesia, Dilengkapi Fasilitas Lengkap OnePrix 2024 Palopo : Insiden Sikut dan Dorong Oleh Riki Ibrahim, Akibatkan Pembalap Kehilangan Posisi, Harusnya Disanksi