Kamis, 11/05/2023 10:10 WIB
mobilinanews (Portugal) - Putaran kelima FIA World Rally Championship (WRC) 2023 dimulai dengan sesi shakedown di Rally Portugal pada Kamis (11/4). Ini partai krusial buat Toyota dan 2 joki andalannya.
Hasil akhir di Portugal nanti plus dua seri berikutnya di Italia dan Kenya sangat penting bagi Toyota untuk memperkuat posisi di puncak kejuaraan manufaktur. Untuk merebut status bergengsi itu kali ketiga berturut.
Saat ini pabrikan Jepang tersebut menguasai klasemen konstruktor dengan total poin 161 berkat tiga kemenangan dalam 4 seri. Dua kemenangan digaet Sebastien Ogier dan 1 oleh Elfyn Evans.
Unggul telak atas Hyunday (132) yang sejauh ini belum menorehkan kemenangan. M-Sport Ford mengekor di peringkat ketiga dengan poin 108 berkat 1 kemenangan Ott Tanak di Rally Swedia.
PEVS 2024: Kendaraan Listrik Menjadi Wadah Komersial Bergengsi hingga Media Edukasi dan Unjuk Prestasi Pelajar Indonesia
PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan
Planet Ban Hadirkan Kampanye Keberlanjutan Industri Otomotif Dalam Bisnis!
Komposisi itu membuat tim Toyota Gazoo Racing mulai membuat kalkulasi hingga tiga event ke depan. Jika para perallynya bisa mendulang poin penuh di tiga seri itu maka gelar juara manufaktur 2023 bakal jauh semakin ringan untuk diperjuangkan.
"Ya, tiga putaran terdekat sangat...sangat penting buat Toyota di kejuaraan manufaktur. Dimulai dari Portugal dan selanjutnya di seri reli Sardinia, Italia dan Safari di Kenya," kata Team Principal Toyota Gazoo Racing Jari-Matti Latvala.
Mantan perally top Finlandia itu optimistis anak buahnya bisa dominan di trek gravel Portugal karena tahun ini, katanya, performa Yaris GR Rally1 jauh lebih baik di medan gravel ketimbang tahun lalu.
"Contohnya adalah double podium di Meksiko (Ogier P1 dan Evans P3)," tandasnya.
Menariknya, partai di Portugal juga krusial bagi dua joki andal Toyota Gazoo Racing, Elfyn Evans (Inggris) dan Kalle Rovanpera (Finlandia). Keduanya diperkirakan bakal duel sesama Toyota dan saat sama juga harus meladeni ancaman Tanak dan Thierry Neuville dari skuad Hyundai.
Semakin nenarik karena Ogier tak tampil di seri ini. Evans dan Rovanpera bisa fokus pada head to head mereka berdua saja.
Khusus buat Rovanpera, Portugal bisa jadi momen kebangkitan setelah gagal meraih kemenangan dalam 4 seri sebelumnya. Saat ini ia hanya tertinggal 1 angka dari Evans di klasemen (68 dan 69 poin) dan unggul hanya 3 dan 10 poin atas Tanak dan Neuville.
Artinya, kemenangan di Portugal akan menjadikannya sebagai pemimpin klasemen baru. Menggusur Ogier dan Evans yang saat ini berkuasa dengan jumlah poin sama-sama 69.
Tak mudah karena performa Evans jauh membaik dibandingkan musim lalu. Dan, ia tengah bersemangat tinggi untuk mendapuk gelar tahun ini. Di sisi lain, performa Tanak dengan tim barunya juga tampak kinclong sejauh ini.
"Saya belum menemukan form terbaik saat ini. Portugal saya harap bisa jadi titik awal kebangkitan," kata Rovanpera yang belum pernah lagi menang semenjak menjadi juara dunia 2022 di seri Selandia Baru, sekaligus rekor sebagai juara termuda termuda sepanjang sejarah WRC.
Performa Rovanpera memang tengah tidak baik-baik saja. Tahun lalu ia memenangi 6 dari 13 seri WRC. Termasuk seri Swedia dan Kroasia, yang tahun ini gagal ia menangi.
Dari 4 gelaran terdahulu, ia hanya sekali naik podium (P2) di Monaco. Sisanya di Swedia, Meksiko dan Kroasia semuanya di P4.
Musim lalu putra eks perally Harry Rovanpera itu juga menang telak di seri Portugal. Namun, itu sama sekali tak bisa memfavoritkannya jadi juara di sisi tahun ini. Contohnya sudah terbukti di Swedia dan Kroasia lalu.
Ada pengamat bilang fighting spirit Rovanpera tahun ini tak semenonjol tahun lalu kala ia mengejar titel. Hal itu justru tahun ini dimiliki Evans sebagai rival dekatnya.
Hanya Rovanpera yang tahu kebenarannya. Yang pasti, ia harus kembali ke baris depan karena hanya itu cara untuk menggandakan gelar dunianya. (rn)