F1 Australia 2024 : Carlos Sainz Patahkan Dominasi Verstappen, Persaingan Bakal Berlanjut Dengan Kepentingan Berbeda

Senin, 25/03/2024 01:28 WIB

mobilinanews (Australia) - Ternyata DNF di GP Australia tak menyakitkan buat Max Verstappen. Ada tujuan lain yang lebih penting. 

Sedangkan buat Carlos Sainz, menang di Australia adalah sinyal positif mewujudkan target musim ini, yang berbeda dengan tujuan Verstappen.

Ini kali kedua Sainz mematahkan rekor kemenangan beruntun yang seharusnya diraih Verstappen. Tahun lalu di Singapura, Sainz yang memutuskan sekaligus satu-satunya pembalap yang bisa mengalahkan Red Bull Racing yang memborong 21 dari 22 seri balap yang digelar.

Ia sukses membendung Verstappen untuk mencatat rekor 11 kemenangan beruntun.

Di Australia, Sainz mengulangi hal sama. Juga memutus sukses Red Bull 1-2 di dua race awal. Kali ini dengan finish 1-2 Ferrari bersama Charles Leclerc. 

Tapi, buat Verstappen, gagal mencetak rekor 10 menang beruntun dan potensi bikin rekor baru 11 kemenangan, sama sekali tak membuat kecewa. Ia legowo.

"Saya sudah meraih banyak kemenangan. Namun saya sadar akan ada hari dimana kemenangan itu berakhir. Kebetulan hari itu adalah hari ini di sirkuit ini," katanya.

Seperti ia pernah sebut di awal musim 2024, ia tak berharap bisa sedominan musim 2023 dimana ia raih 19 kemenangan dari 22 balapan.

Tak apa kalau hanya menang 10 kali saja sepanjang kejuaraan dunia ia pegang.

"Tujuan utama dalam kompetisi ini adalah kejuaraan dunia. Sepanjang saya mendapatkan gelar itu maka kekalahan di beberapa race sama sekali tak masalah."

Sangat jelas motivasi Verstappen adalah trofi juara dunia di akhir musim 2024, kali keempat untuknya. Dan, ia yakin bisa meraihnya dengan RB20 miliknya yang tercepat di grid F1 saat ini.

Ia semakin yakin karena retire di GP Australia hanya dalam 4 laps bukan karena kesalahannya.

Masalah datang dari rem belakang mobilnya yang sudah terasa seret sejak awal start. Setelah diinvestigasi tim, sumber masalahnya adalah rem yang terlalu panas dan akhirnya terbakar.

"Selama ini tim bekerja sangat baik. Tapi, ada kalanya Anda tak bisa mengontrol setiap hal dengan sempurna," imbuh juara dunia 2021, 2022 dan 2023 itu.

Beda dengan Sainz. Putra perally legendaris Carlos Sainz Sr ini tak bermimpi menantang Verstappen dalam jalur kejuaraan dunia.

Yang ia pentingkan adalah bertarung sebaik-baiknya. Jika secara rutin bisa tampil di zona podium maka itu sudah dirasa berhasil.

Niat itu diapungkan Sainz sesaat setelah kursinya di Ferrari akan beralih kepada Lewis Hamilton (Mercedes) di akhir musim 2024.

Artinya, ia belum punya kursi pasti di musim 2025 meski rumor beredar ia adalah pilihan utama tim Audi yang akan masuk F1 pada 2026 dengan persiapan dan pengembangan mobil  sepanjang 2025.

Namun, Audi bukanlah opsi terbaik buat Sainz karena tim ini tak bisa diharapkan langsung kompetitif di baris depan.

Yang ia butuhkan adalah ketertarikan tim elit macam Mercedes dan Red Bull.

"Saya tak ingin memikirkan musim 2025. Fokus saja untuk musim 2024. Berusaha tampil ssbaik mungkin dan biarkan arah ke 2025 berjalan seperti harapan," kata Sainz.

Dengan bekal SF24 tahun ini, Sainz yakin bisa bersaing di baris depan. Ia dan Leclerc sama-sama nyaman di atas SF24 karena jauh lebih mudah dikendalikan ketimbang besutan tahun lalu.

Juga lebih kencang meski secara keseluruhan masih tertinggal dari RB20 miliknya Red Bull Racing.

"Sekarang kami bersaing dalam catatan waktu single lap. Untuk race pace masih tertinggal dari Red Bull, namun yang kami raih jauh lebih baik dari tahun lalu. Kini kami tertinggal rata-rata 0,4 detik saat race dan itu artinya sekitar 50% lebih baik dari mobil tahun lalu," paparnya.

Maka hasil di Australia semakin menguatkan harapan Sainz karena ia sendiri tampil tak 100% fit lantaran habis operasi usus buntu 2 pekan lalu danembuatnya absen di GP Arab Saudi.

Menariknya, Ferrari pun terkesan jor-joran dalam pengembangan mobil. Setelah pengembangan minor ke seri Australia, tim Italia ini tengah menyiapkan pengembangan besar untuk seri GP Imola Mei.mendatang di Italia.

Ada kesan Ferrari ingin siapkan mobil yang benar-benar kompetitif untuk dibesut Hamilton pada 2025.

Sementara ini opsi 2025 yang mungkin bisa diraih Sainz pada 2025 adalah masuk line up Mercedes atau Red Bull Racing.

Ia berpotensi jadi pengganti Hamilton di Mercedes tahun depan, tentu jika Verstappen benar-benar tinggalkan Red Bull dan pindah ke Mercedes.

Di sisi lain, opsi ke Red Bull juga terbuka. Pertama jika Verstappen ke Mercedes. Kedua, jika kontrak Sergio Perez di Red Bull yang kadaluarsa akhir tahun ini tidak diperpanjang.

Semuanya masih serba tak pasti. Karena itu yang harus dilakukan Sainz adalah fight keras musim ini. Hanya itu cara untuk membuktikan Ferrari telah salah 'membuang' dirinya.

Sekaligus cara melamar masuk skuad Mercedes atau Red Bull. (rn)

 

 

 

 

 

TERKINI
Nol Kilometer Indonesia di Sabang, Menjadi Titik Deklarasi Land Rover Club Palembang Dipimpin Mantan Gubernur Tips Mengemudi Jarak Jauh untuk Mengisi Libur Panjang Kenaikan Isa Al Masih Sumatera Cup Prix 2024 Digelar 5 Seri Makin Gebyar, Sponsor Bertambah dan Jadwal Dijamin Nggak Bergeser Isuzu Skill Competition 2024 untuk Peningkatan Kualifikasi Layanan, Libatkan Sekolah Menengah Kejuruan