Rio Haryanto Sejak Kecil Sudah Mengidolakan Michael Schumacher

Rabu, 30/03/2016 08:08 WIB

mobilinanews (Jakarta) – Rio Haryanto yang sekarang sudah berada di Bahrain dan siap menjalani debut keduanya di ajang F1, sejak kecil memang sudah mengidolakan Michael Schumacher.

Hal itu disampaikan Indah Pennywati, sang ibunda. “Dari kecil Rio sudah mengidolakan Schumacher. Maka waktu menonton F1 di sirkuit Sepang  Malaysia tahun 2001, dia minta bisa foto bareng dengan pebalap Ferrari itu,” ujar Indah kepada mobilinanews.

Kenapa Rio memilih Schummy dibanding pebalap lain? Alasan Rio simple saja. Saat itu pebalap yang kini masih dalam masa pemulihan itu telah menjadi juara dunia berturut-turut.

“Schummy juga menjadi pebalap panutan. Attitudenya bagus, ramah kepada fans-nya. Itu menarik perhatian Rio yang saat itu masih berumur 8 tahun. Tentu juga dapat cerita dari papanya  (Sinyo Haryanto) soal prestasi Schumacher di ajang F1,” lanjut Indah.

Ketika umur 8 tahun tersebut, Rio baru sekitar 2 tahun mulai bermain gokart. Tapi, tidak seperti teman-teman sebaya, pebalap F1 muslim pertama itu sering menjadi bahan guyonan karena badannya yang gemuk.

Ada dua hal menarik menjadi perhatian penggemar gokart di Sentul International Karting Circuit (SIKC), Bogor saat itu tentang Rio. Semua tentang kelucuannya : badannya gemuk bulat makanya dipanggil Boboho. Yang kedua, Rio seringkali muntah setiap kali habis finish.

Sinyo memanggil Rio dengan Gembuk (gemuk dan empuk) karena badannya yang gendut saat itu. Terkadang panggilan itu masih sering keluar dari celah bibir sang ayah yang merupakan mantan pebalap serbabisa itu.

Tapi itu tidak menyurutkan semangat Rio untuk terus berlatih gokart. Rio tidak sendiri karena selalu didampingi Ryan Haryanto kakaknya langsung dan Sinyo Haryanto yang masih ikut bermain gokart di kelas master.

Keinginan yang besar untuk berprestasi, disokong penuh orang tuanya yang juragan perusahaan buku Kiky yang berpusat di Solo itu. Rio mulai digembleng fisik dan mentalnya Di Singapura.

“Iya mas, saya dilatih khusus om Dennys Van Rhe, pelatih berdarah Belanda. Latihan utama soal ketahanan dan pembentukan fisik, dengan berenang dan makan pakai nasi merah,” ungkap Rio kepada mobilinanews.

Setelah kembali ke Sentul untuk mengikuti event gokart baik nasional maupun Asia, penampilan Rio sudah berubah. Posturnya sudah slim dan terus mengalami progress menggembirakan pada prestasinya.

Setelah beberapa kali menjuarai gokart di level Asia Tenggara dan Asia, puncak prestasi Rio adalah saat bersama teman-temannya mewakili Indonesia ke grand final Rotax Max Challenge di sirkuit La Conca, Bari, Italia pada 2008. Saat itu mobilinanews hadir di sana untuk meliput Rio.

Saat itu Rio sudah menonjol prestasinya, dan berhasil menyeruak di antara ratusan pegokart junior terbaik dari seluruh dunia. Rio membanggakan Indonesia dengan berhasil finsih ke-4.

Saat itu, dua nama yang kini sama-sama sudah lebih dulu menginjakkan kakinya di F1, bertarung dengan Rio. Yakni Daniil Kyvat (Rusia) dan Carlos Sainz Jr (Spanyol). Saat itu Kyvat menjadi juara di kelas junior, sedang putra pereli juara dunia Carlos Sainz itu masuk 10 besar.

Kembali ke tanah air, Rio makin berkibar dengan berkiprah di ajang balap Formula Asia Renault, Formula BMW dan selalu menjadi yang terbaik.

Lalu naik ke F3, GP3 dan menempa diri di GP2 yang disebut sebagai F1 Junior selama 4 tahun sebelum tahun ini naik kelas paling puncak F1.

Akankah Rio Haryanto mampu menggapai impiannya bisa seperti idolanya Michael Schumacher? Kita doakan dan tunggu saja kiprah pemuda asal Solo, Jawa Tengah ini.

Pelatih gokart legendaris Tony Sudarsono pernah menangani Rio.

 

TERKINI
Planet Ban Hadirkan Kampanye Keberlanjutan Industri Otomotif Dalam Bisnis! Maksimalkan Layanan Untuk Konsumen, Ban Goodyear Kini Hadir di Bengkel B-Quik FIF Raup Laba Bersih Rp1,1 Triliun, Naik 16,5 Persen di Kuartal I 2024 PEVS 2024 : Neta V-II Meluncur, Janjikan Kenyamanan Lebih dengan Banderol Harga Cuma Rp200 Jutaan