Komentar Moreno Soeprapto Tentang Rio Haryanto Yang Berlomba 10 Seri Di F1

Sabtu, 11/06/2016 20:36 WIB

mobilinannews (Jakarta) – Anggota DPR RI yang juga pebalap senior Moreno Soeprapto bersuara keras tentang nasib pebalap F1 pertama Indonesia, Rio Haryanto. Dia melihat Rio layak dibantu pemerintah, dan Presiden Jokowi harus turun tangan untuk itu.

“Kalau melihat undang-undang keolahragaan, Rio Haryanto yang membawa nama Indonesia ke level dunia layak dibantu. Kan di situ disebut ada multievent dan single event. Nah, Rio bisa masuk ke dalam yang single event itu. Pemerintah wahib mendukungnya, dan Rio masih berusia 23 tahun. Kan setelah 25 tahun dianggap profesional,” ujar Moreno kepada mobilinanews.

Anggota dewan dari partai Gerindra itu mendengar cerita bahwa kontrak Rio Haryanto di F1 tahun ini hanya sampai 10 seri pada 10 Juli 2016 yang berarti F1 Inggris di Silverstone menjadi event terakhirnya.

Dalam kontrak pertama itu memang hanya 10 seri. Namun begitu ada tambahan dana sponsor untuk menggenapi 15 juta euro maka Rio akan tampil penuh 21 seri. Saat ini, tim Rio total sudah membayar 8 juta euro yang berarti masih kurang 7 juta euro.

“Nah, ini kan menyedihkan. Padahal, Rio itu aset luar biasa. Menjadi pebalap Indonesia pertama di F1. Meski berada di papan bawah, tetapi itu juga sebuah prestasi. Anda tahu, ribuan pebalap antri untuk bisa tampil di F1 yang disiarkan televisi di seluruh dunia,” ungkap Moreno.

Lalu Moreno menyebut bahwa dulu Kimi Raikkonen atau Fernando Alonso juga berada di tim papan bawah. Tetapi itu bukan menjadi halangan untuk terus berprestasi hingga sekarang ke-2nya menjadi pebalap papan atas F1.

“Jangan dibilang Rio tidak berprestasi. Sebelum masuk F1, Rio sudah berprestasi. Beberapa kali naik podium juara pertama di GP2 dan mengumandangkan Indonesia Raya di luar negeri,” tutur Moreno lagi.

Jadi bagaimana solusinya? Perlu pendampingan pemerintah, terutama instansi terkait dari Kemenpora, Kementerian Pariwisata dan Kementerian BUMN. “Sayangnya (penampingan), itu dilakukan Kemenpora di tengah jalan atau kalau boleh dibilang di last minute. Saya tahu Menpora telah bekerja keras, tetapi tidak mendapat dukungan dari kementerian lain,” ungkap Moreno.  

Dalam hal ini mestinya Presiden Jokowi turun tangan menyelamatkan aset bangsa ini. Misalnya dengan cara mengundang Bernie Ecclestone dan pemilik tim Manor F1. Dengan bertemu otoritas F1 itu maka Presiden otomatis akan dijelaskan tentang multi efect adanya pebalap di F1.

“Jadi tidak hanya salaman kosong dengan bos F1 itu, melainkan harus langkah kongkrit. Kalau Presiden yang bergerak, tidak ada yang susah kan?,” ujar putra legenda balap Tinton Soeprapto itu.

“Jadi tidak melulu harus mengeluarkan dana APBN. Tapi Presiden kan bisa memerintah departemen terkait dan BMUN untuk membantu Rio. Kalau hanya 7 juta euro (sekitar Rp 100 miliar) itu kan sangat kecil kalau dibagi Kemenpora, Kemenpar dan beberapa BUMN. Benar nggak?” terang anggota DPR dari komisi X itu.  

Bagaimana kalau itu tidak terlaksana? Moreno melihat ya apa boleh buat. Kalau akhirnya Rio mundur dari F1, bukan berarti akhir segalanya. Rio harus tetap berkarir di balap misalnya di Indycar Amerika atau balap turing Eropa yang mungkin biayanya lebih murah atau malah Rio mendapat bayaran.

Maka itu, Moreno sangat menyayangkan kalau melewatkan momentum ini. Apalagi itu terjadi karena tidak jeli dan tidak paham dari instansi terkait. Padahal Rio sebelumnya diagung-agungkan. Dan butuh waktu belasan hingga puluhan tahun untuk bisa melahirkan bibit unggul seperti Rio Haryanto.

Bagaimana kalau Rio menerima saja tawaran sponsor dari Visit Malaysia? "Kalau itu soal integritas. Saya nggak bisa berkomentar," jawab Moreno.

“Rio itu investasi yang lama dan mahal. Sekarang sudah di perempatan jalan. Kenapa tidak digolkan bersama-sama? Mestinya Rio dipersilakan bertempur, dan pemerintah yang menyiapkan logistik. Ada Kementerian Pariwisata dengan Wonderfull Indonesia. Tunggu apalagi?,” gemas Moreno yang belasan tahun merasakan jadi pebalap.

Semoga Rio Haryanto mendapat mu’jizat bisa terus berkiprah di F1. (Teks Budi Santen)

 

TERKINI
Adrian Newey Ternyata Bukan Pindah ke Ferrari atau Mercedes, Tapi Tim Ini Bakal Menampungnya Spesifikasi Seres E1, Peraih Penghargaan Most Affordable EV Car dalam PEVS 2024 Mengesankan, Xiaomi Tunjukkan Inovasi Proses Produksi Mobil Listrik SU7 Setiap 76 Detik Sekali Hyundai dan Grab Salurkan Alat Bantu Gerak dan Kursi Roda Kepada Penyandang Disabilitas