Gokart Sentul : Perjuangan Daffa AB Hingga Meraih Fastest Of The Day

Senin, 25/07/2016 08:18 WIB

mobilinanews (Sentul) - Sungguh tidak mudah perjuangan Daffa AB kali ini. Sempat terkena overweight 5 kg, gokartnya tersenggol, lalu ditabrak hingga harus ganti sasis dan menangis karena nggak bisa finish di Heat.

Namun berkat support Irjen Purn. Anang Boedihardjo, sang ayah yang selalu setia mendampingi Daffa kembali semangat. Daffa akhirnya bisa tersenyum ceria setelah berhasil menggenggam 3 trofi masing-masing juara 3 Risinmg Star, juara 2 Cadet Rok serta Fastest of The Day.

Trofi yang terakhir itu membuat pelajar yang baru naik kelas 4 SD sekolah international Green Montesari, Duren Tiga, Jakarta Selatan berbangga. Pasalnya meski hanya menjadi juara kedua, Daffa satu-satunya pegokart yang mencetak waktu terbaik 58.950 detik lebih cepat dengan sang juara Aditya Wibowo dengan 59.310 detik.

“Seneng banget. Karena perjuangannya berat kali ini. Di Heat saya sempat nangis karena start dari posisi kelima, udah ketiga, eh tersenggol pegokart lain lalu ditabrak sampai sasisnya bengkok. Jadinya start paling belakang di prefinal, tapi bisa finish 4,” ujar Daffa kepada mobilinanews.

 Bermodal start 4 di belakang Aditya Wibowo, Tiziano Monza dan Kanaka Azarel Gusasi itulah moral adik pebalap tim Honda Racing, Rio Saputro semakin tersemangati di babak final kelas Cadet Rok Cup Asia di Sentul International Karting Circuit Bogor, Minggu (24/7).

Namun sesaat setelah start laju Daffa terhalang pegokart yang mengalami insiden dan melintir di depannya. Akibatnya, berada di posisi 6. Dengan ketenangannya, satu demi satu pegokart diovertaking hingga menyisakan Kanaka dan Aditya.

Di 2 putaran terakhir akhirnya bisa mengejar Kanaka dan menempatkan Daffa sebagai pemenang kedua. “Mungkin kalau lap-nya lebih banyak hasilnya bisa lain. Tapi  hasil ini cukup menggembirakan kalau melihat perjuangan Daffa sejak awal yang penuh rintangan,” ungkap Anang, sang ayah.

Salah satu alasan Daffa ngotot menang, “Karena kalau nggak podium, diomelin papa,” kata Daffa. Namun hal itu diluruskan Anang. Bahwa itulah gaya seorang Polri yang tegas untuk memberi motivasi yang diterjemahkan seperti mengomelin. Hehe..

Menurut Anang, Daffa memiliki kebiasaan melihat video balapan setelah event. “Lihat video bersama saya. Dia sportif, kalau ada manuver yang salah, Daffa akan minta maaf dan bilang akan diperbaiki,” terang Anang.

Selain itu, kalau latihan lebih suka di belakang pegokart lain dengan alasan untuk melihat yang kurang pebalap lain. Sehingga bisa jadi modal menerapkan strategi saat berlomba.

Satu hal lagi, meski baru kelas 4 SD, bahasa Inggrisnya bagus. Sehingga bisa berkomunikasi dengan baik dengan pegokart asing. Jangan heran Daffa memiliki teman baik Tiziano Monza dari Singapura.

Selamat mas Daffa... (budi santen)

 

TERKINI
GWM Indonesia dan Ideafest Menyelenggarakan Diskusi Inspiratif yang Membahas Transformasi Industri Melalui Pengalaman Baru Hyundai Staria Hybrid: MPV Mewah dengan Teknologi Hybrid Unggulan Dealer BYD Cibubur Sebagai Salah Satu Flagship Dealer di Indonesia, Dilengkapi Fasilitas Lengkap OnePrix 2024 Palopo : Insiden Sikut dan Dorong Oleh Riki Ibrahim, Akibatkan Pembalap Kehilangan Posisi, Harusnya Disanksi