Pembatasan Tonase Kendaraan Komersial, Isuzu Sambut Positif

Kamis, 10/11/2016 17:26 WIB

mobilinanews (Jakarta) - Kebijakan pemerintah dalam menetapkan batas tonase angkut kendaraan niaga menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Bagi sebagian kelompok pengusaha angkutan, kebijakan ini tentu menjadi batu sandungan meraup untung lebih.

Sementara bagi pihak produsen kendaraan komersial melihat hal ini sebagai sebuah hal yang positif, bahkan mendukung penuh kebijakan ini.

"Saya pikir ini inisiatif yang sangat positif, kalau kita ngomong untuk makronya.  Kita tahu berapa besar biaya perbaikan jalan hari ini, bahkan kalau pernah dengar joke-nya, itu Pantura adalah jalur dengan perbaikan sepanjang masa. Salah satu faktor terbesarnya adalah pembatasan jembatan timbang yang tidak dijalankan secara konsisten. Jadi kalau ngomong dari sisi makro goverment, kita juga mendukung," papar Ernando Demily, Vice President Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia di Jakarta, Kamis (10/11).

Dengan kebijakan pembatasan tonase tersebut, bila dijalankan dengan benar, bisa mengurangi biaya perbaikan infrastruktur yang sering dilalui oleh mobil-mobil komersial. Sehingga alokasi budget-nya bisa dibuat untuk membangun infrastruktur lain, atau dipakai untuk menambah volume jalan.

"Kita harus mengakui bahwa sampai hari ini volume jalan di Indonesia kurang lebih boleh dibilang ketinggalan dibanding dengan negara-negar ASEAN lainnya," tambah Ernando.  

"Jadi kalau dari sisi goverment ini merupakan sesuatu yang positif, kami dari Isuzu sendiri menganggapnya juga positif. Pernah kami sampaikan beberapa waktu lalu kalau Indonesia untuk pasar kendaraan komersial itu sama seperti di Pulau Barbados. Marketnya unik, kenapa unik? Salah satunya terkait dengan tonase. Truk-truk di Indonesia itu di abused, pemakaiannya luar biasa, kalau kapasitas angkutnya 10 ton kenapa gak angkut 11 ton, kalau bisa 11 ton kenapa gak angkut 12 ton, terus-terusan seperti itu."  

Dengan pembatasan tonase, dan bila dijalankan sesuai aturan, imbasnya akan sangat positif. "Ini akan menegaskan demand truk, karena kebutuhannya jadi akan lebih tinggi. Dengan demikian tentunya kami sebagai produsen di Indonesia harusnya bisa menadapatkan manfaat yang sama," tutup Ernando. (Zie)

TERKINI
Paguyuban Motor Si Paling Paham Gelar Halal bi Halal di Warung Solo Kemang, Simak Keseruannya Laba Bersih Astra Otoparts Tembus Rp475,0 Miliar Di Kuartal I 2024 Innova Zenix Hybrid: Unggulkan Sektor Performa, Safety, Efisien dan Teknologi Canggih Sambangi Tempat Bersejarah, Wahana Makmur Sejati Ajak Media City Touring Pakai Honda Stylo