mobilinanews (Italia) - Hingga Juni nanti dipastikan Valentino Rossi tak menggeber YZR-M1 kesayangannya. Ini masa rehatnya paling panjang selama menggeluti ajang Grand Prix. Rencana ke 2021 kembali menggantung.
Tadinya, The Doctor ingin gunakan beberapa seri awal 2020 untuk mengukur apakah masih kompetitif tarung ke zona podium atau tidak.
Itu patokan untuk memutuskan pensiun di akhir musim 2020 atau mengambil opsi gabung di tim satelit dengan dukungan pabrikan Yamaha.
Kini kompetisi berlarut-larut akibat Covid-19. Makin berlarut maka semakin menggantung keputusan apa yang akan dibuat Il Dottore.
Faktanya semakin ke sini semakin banyak yang berharap ia tak pensiun tahun ini. Pengaruhnya sebagai ikon MotoGP selama ini masih dinanti dan dibutuhkan.
Tak hanya oleh penggemarnya, tapi juga promotor yang selalu berharap dengan membludaknya fans VR46 di berbagai sirkuit. Musim lalu, misalnya, saat VR46 tak kompetitif di lintasaan tapi penggemarnya masih bertebaran di sirkuit.
Kini dengan cara dan narasi masing-masing mulai banyak pihak yang berharap Rossi urungkan niat pensiun.
Tetap lanjut di 2021 meski turun pamor menjadi rider satelit namun sesungguhnya ia tetap dalam status kontrak dan fasilitas pabrikan.
Team Principal LCR Honda, Lucio Cecchinello sebut saat banyak di rumah saat ini menjadi momen yang bisa mempengaruhi keinginannya mundur dari balapan.
"Ia kini merasakan realitas bagaimana berada di luar arena balap. Apakah kehidupannya menjadi lebih baik atau sebaliknya? Ini kali pertama ia tak berada di sirkuit bersama motor kesayangannya dalam jangka waktu lama," tutur Cecchinello yang meyakini realitas ini yang akan lebih menentukan langkah Rossi selanjutnya.
Penilaian sama diapungkan Direktur Tim Yamaha Massimo Meregalli. Ia menilai kecintaan Rossi pada balap motor tak lagi diragukan.
"Jika ia ambil keputusan berdasarkan passion-nya, saya yakin ia akan balapan lagi tahun depan. Kami ingin memepertahankannya. Memberinya waktu dan menyediakan semua fasilitas pabrikan," kata Meregalli.
Ucapan Cecchinello dan Meregalli benar adanya jika kembali ke belakang melihat perjalanan Rossi. Passion dan cintanya tak diragukan lagi, semata buat MotoGP.
Ia pilih MotoGP meski sudah tinggal bilang yes saat dipinang Ferrari menjadi pembalap F1. Begitu pula saat tim reli WRC tertarik dengan kemampuannya di dalam kokpit roda empat.
Cinta Rossi pada MotoGP juga bisa jadi lebih besar daripada cintanya kepada pacar-pacarnya yang bergonta-ganti.
Dan, konon, lantaran ingin fokus di MotoGP pula yang membuat The Doctor belum menikah meski sudah berumur 41 tahun.
Dan, rasa cinta itu juga yang akan mendorong Rossi ambil opsi ke satelit karena ia paham semua itu demi menyelamatkan Fabio Quartararo (yang diincar Ducati) di Yamaha susulkan Rossi sebagaimana yang diusulkan Rossi sendiri.
Rossi sendiri sudah beri sinyal awal tak keberatan main di tim satelit.
"Karena bedanya hanya garasi tim. Sisanya semua sama dengan apa yang diberikan Yamaha," tegasnya.
Pastinya semua hanya waktu yang akan membuktikan. Terlebih saat ini The Doctor juga tak begitu peduli soal masa depannya di MotoGP.
Ia lebih peduli pada upaya penanggulangan virus Corona yang menggila di negerinya, Italia, dengan cara membantu rumah-rumah sakit dan para petugas medis. (rnp)