mobilinanews (Spanyol) - Start dari grid 11 di GP Eropa kemarin, feeling Fabio Quartararo menyuruhnya untuk kurangi tekanan angin pada ban depan. Ia lebih percaya diri dengan cara itu.
"Tapi, protokol Yamaha menolaknya. Jadilah saya mengalami balapan terburuk sepanjang hidup," kata Quartararo seperti sangat menyesal.
Tak lama kemudian ia jatuh. Hanya karena bereaksi melihat Aleix Espargaro mendadak jatuh di depannya.
"Saya hanya mengerem sedikit, tapi ban langsung selip," tuturnya tanpa menyebut hal itu akibat tak jadi dikurangi angin karena yang demikian hanya bisa dianalisa dari rekaman data teknis.
Ia masih bersemangat lari ambil M1-nya yang klontang di gravel. Restart dan coba tarung kembali.
"Sudah tak banyak yang bisa dilakukan. Kalaupun tidak celaka, sangat tak mungkin mengejar Suzuki. Rider dan motor mereka sudah jauh berkembang. Bagus dan konsisten. Joan dan Alex bermain sangat cantik. Yang utama menurut saya kemampuan pembalapnya, baru performa motornya," ungkap Quartararo.
Dengan defisit poin 37, pembalap Petronas Yamaha ini merasa perebutan gelar sudah selesai. Tak mungkin ia berharap Mir tak finish dalam 2 race terakhir, dan di saat sama ia harus mendulang setidaknya 37 angka.
"Orang sudah mulai menyebut saya kehilangan motivasi di 2 race terakhir nanti. Itu salah. Motivasi saya sama sekali tak kendur. Sangat tipis peluang jadi juara dunia maka target realistis saat ini adalah meraih posisi runner up. Intinya, saya akan berjuang meraih posisi tertinggi yang bisa dilakukan," tekadnya.
Saingannya merebut P2 datang dari Suzuki juga, Alex Rins. Keduanya punya poin sama, 125. (rnp)