mobilinanews (Inggris) - Kontrak baru Lewis Hamilton di Mercedes sudah diteken. Tapi, isu masih saja bergentayangan. Terlebih karena durasi kontrak Hamilton yang hanya setahun pada 2021. Menarik karena terkait dengan masa depan Max Verstappen di tim Red Bull.
Para pengamat dan jurnalis senior F1 umumnya menduga kontrak pendek itu memberi ruang Hamilton meraih gelar ke-8 di F1, menjadikannya sebagai pemegang rekor banyak hal di F1: juara dunia terbanyak, pole position terbanyak, fastest lap terbanyak. Itu tiga rekor prestisius F1 yang diramal sulit diraih pembalap masa depan F1 nantinya.
Hanya itu keinginan Hamilton, setelah itu pensiun. Indikasi ini juga disebut ayah Hamilton kalau anaknya sudah punya beberapa rencana masa depan di luar balapan.
Nah, jika benar nantinya Hamilton mundur dari F1 maka Verstappen adalah perburuan logis Mercedes untuk mempertahankan posisi sebagai jawara F1. Untuk mewujudkan era Verstappen setelah era Hamilton lewat.
"Bukan rahasia kalau sejak lama Toto Wolff (Team Principal Mercedes) menaksir Verstappen dan terus menjaganya dengan komunikasi rutin selama ini. Itu yang acap membuat Christian (Horner, team Principal Red Bull) jengkel," tulis jurnalis top F1 Mark Hughes di website The Race.
"Sangat mudah menebak Hamilton pensiun setelah meraih gelar dunia ke-8. Jika itu terjadi maka Verstappen adalah pengganti yang paling jelas," analisa Mark Hughes.
Verstappen memang punya kontrak hingga 2023 di Red Bull. Tapi, ia punya klausul boleh pindah tim jika merasa perormanya tak bagus pada musim 2021. Juga jika ia tak suka dengan mesin baru Red Bull pada 2022 karena Honda mundur dari F1 pada akhir 2021.
Maka sepanjang Mercedes memberinya kans menjadi juara dunia, maka tak akan sulit mendobrak ikatan kontrak itu karena Verstappen sendiri sangat berambisi menjadi juara dunia F1 pada masa mudanya, menjadi pembalap Belanda pertama juara dunia F1.
"Saya tak mau menunggu usia 30 tahun menjadi juara dunia," tegas Verstappen sejak dua tahun lalu.
Hughes melihat ancaman besar sedang menunggu Red Bull di akhir musim 2021. Potensi kehilangan Verstappen sangat besar kemungkinannya. Saat itu, katanya, Mercedes akan hadirkan line up baru pembalapnya karena saat itu jugalah momen tepat mempromosikan George Russell dari tim Williams.
Terlebih setelah aksi heroiknya saat menggantikan Hamlton di GP Sakhir tahun lalu. Russell pilihan yang lebih logis dibanding mempertahankan Valtteri Bottas. Dan, Bottas sendiri sejak 2017 hanya kontrak per tahun demi tahun di Mercedes.
"Verstappen - Russell jadi line up Mercedes 2022. Itu lebih dari mungkin," tandasnya. (rnp)