mobilinanews (Inggris) - Belum hancur. Tapi, posisi tim Mercedes saat ini di blantika balap F1 benar-benar tercoreng. Baru 7 kali balapan, tim yang dominan sejak 2014 ini sudah keok di klasemen pembalap maupun konstruktor. Pada saat demikian Valtteri Bottas malah masih berpikir untuk main sendiri.
Sejak masuk tim Mercedes pada 2017, Bottas menjadi good boy dalam tim pabrikan Jerman itu. Ia tak hanya mendulang banyak poin yang membuat Mercedes begitu gagah di klasemen konstruktor.
Dalam banyak momen pembalap Finlandia ini juga banyak membantu rekan satu timnya, Lewis Hamilton, untuk memenangi lomba. Bahkan ada saat di mana ia `menyerahkan` posisi juara melalui team order untuk mendongkrak poin Hamilton di kejuaraan dunia.
Kali ini beda. Sejak awal musim ia bertekad lakoni balapan untuk dirinya sendiri, ikut tarung dalam perebutan gelar 2021. Tapi, faktanya, peluangnya meraih gelr tampak sangat tipis.
Saat ini saja posisinya tertahan di urutan 5 dengan total poin 59. Bandingkan dengan Max Verstappen (Red Bull Honda) dan Hamilton yang berada di posisi atas dengan poin 131 versus 119.
Selisih 12 poin jelas bukan soal receh untuk Hamilton. Begitu pun situasi di klasemen konstruktor di mana saat ini Red Bull unggul 215 versus 178. Unggul telak berkat penampilan pembalap kedua Red Bull, Sergio Perez, yang di GP Prancis punya peran penting membantu memenangkan Verstappen lewat strategi tim.
Memasuki dua race beruntun di Red Bull Ring Austria pekan ini dan pekan depan, jelas bikin skuad Mercedes ketar-ketir. Sirkuit Milik Red Bull itu secara psikologis sudah untungkan lawan.
Jika punya kesempatan, siapkah Bottas memainkan peran lamanya? Bertempur untuk membantu Hamilton?
"Belum saatnya, terlalu dini membicarakan hal itu dan kami di dalam tim belum membahasnya. Semua orang harus ingat bahwa saat ini masih ada 16 balapan di depan. Itu sangat banyak. Masih banyak yang bisa terjadi. Belum saatnya membantu Lewis," tegas Bottas.
Ia juga menegaskan saat ini bukan saatnya membahas apakah ia masih akan dalam tim Mercedes atau akan kemana tahun depan. Belakangan isu berkembang ia akan digantikan George Russell, isu yang masih bertahan sejak awal musim lalu.
Isu demikian, katanya, bukan kali pertama ia hadapi. Hampir setiap tahun isu sama berkembang, terlebih karena kontraknya di Mercedes memang hanya tahun per tahun. Itu sebabnya ia tak ingin fokusnya pada musim ini terganggu.
Tekadanya masih sama seperti awal musim, yakni bertarung maksimal untuk ikut berebut gelar. Sebanyak 16 race di depan menurutnya masih memungkinkan terjadinya hal yang di luar dugaan.
"Semua orang tahu bagaimana aturan main dalam olahraga ini. Jika mencetak hasil maka Anda akan dapatkan tempat. Jika tidak maka mereka akan ganti Anda. Itu saja. Sangat sederhana." (rnp)