mobilinanews (Swiss) - Setelah dua bulan jadi sorotan akhirnya tamatlah riwayat Michael Masi sebagai F1 Race Director yang dijabatnya sejak 2019. Salah satunya akibat kontroversi di GP Abu Dhabi 2021.
Masi, khususnya di mata tim Mercedes dan Lewis Hamilton, adalah orang FIA yang menyebabkan Hamilton kalah dari Max Verstappen di seri terakhir dan lap terakhir persaingan perebutan gelar 2021.
Masi dinilai salah menerapkan prosedur restart yang memungkinkan Verstappen menang karena punya ban lebih segar.
Kamis, 17 Februari 2022, Presiden FIA Mohamed ben Sulayem yang menggantikan Jean Todt membuat pengumuman resmi lewat video dari markas FIA di Geneva, Swiss. Ia sebut sebagai langkah reformasi di tubuh FIA agar penerapan regulasi di F1 lebih kuat dengan bantuan teknologi terkini.
Tokoh otomotif Uni Emirat Arab itu mencopot Masi dari posisinya. Mulai dari sesi winter test F1 2022 di Spanyol pada 23 Februari ini, FIA punya dua race director baru di ajang F1.
Mereka adalah Niels Wittich (mantan race director ajang balap DTM) dan Eduardo Freitas (eks race director WEC termasuk LeMans 24H). Keduanya didukung Herbie Blash (deputy F1 Race Director 1995 hingga 2016) sebagai penasehat regular.
"Untuk Michael Masi akan kami tawarkan posisi lain di FIA," tutur Sulaymen tanpa menyebut opsi jabatan yang tersedia.
Untuk mempermudah dan memperkuat Race Director mengambil keputusan, Sulaymen bangun satu ruang khusus yang disebut Virtual Race Control Room. Perangkat teknologi yang disiapkan semacam Virtual Assistance Referee (VAR) di ajang sepakbola.
Ini diharapkan membantu direktur balap membuat keputusan kuat. Terlepas dari keputusan subyektif seperti yang dituduhkan kepada Masi.
Aturan lain yang direformasi adalah komunikasi langsung lewat radio antara Race Director dengan petinggi tim yang bisa didengar langsung oleh pemirsa saat siaran langsung balapan.
Meski komunikasi itu disukai penonton seperti halnya komunikasi radio antara pembalap dengan timnya, Sulayem dan timnya memutuskan tak lagi ada pembicaraan race director dengan petinggi tim selama balapan. Tak lain untuk menutup celah intervensi dan race director bisa lebih fokus bekerja.
Sulaymen menuturkan langkah reformasinya telah disetujui komisi motorsport, petinggi FIA dan juga oleh para Team Principal F1. (rnp)