mobilinanews (Jakarta) - Komunitas mobil menjadi sahabat bagi Agen Pemegang Merek (APM), begitu pun dengan PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI). Tak kurang 13 komunitas pengguna mobil Hyundai bernaung di bawah pembinaan HMI.
Meskipun tidak ada aturan main khusus perihal komunitas, namun HMI siap untuk memberikan support para pemilik setia merek asal Korea Selatan itu.
Bagi Hendrik Wiradjaja, Deputy Marketing Director HMI, dari semua komunitas Hyundai yang ada, dengan Trajet Family Club Indonesia (TFCI) memiliki kesan tersendiri. Selain memiliki performa yang bandel sebagai MPV (multi purpose vehicles) di kelasnya, juga dinilai memiliki ikatan emosional tersendiri para penggunanya.
“Saya pribadi pengguna Trajet selama 10 tahun, dan menyesal ketika harus menjualnya. Secara ikatan emosi ,saya melihat Trajet memiliki tempat tersendiri bagi para pemiliknya. Tidak jarang dari member TFCI menjadikan Trajet sebagai mobil simpanan pengikat emosi yang hanya digunakan di saat tertentu,” ujar Hendrik kepada mobilinanews yang menyambangi markas HMI bilangan Pondok Indah, Jaksel (10/2).
Lebih lanjut pria ramah ini menambahkan, banyak pemilik Trajet yang juga memiliki mobil merek lain. Namun tetap memilih guyub bersama TFCI.
Dari 6.000-an unit Trajet yang beredar, sekitar 1.200 menjadi member TFCI. Para member komunitas yang berdiri 2005 ini terbilang kompak. Terbukti dalam beberapa kesempatan, Hendrik kerap mendapat update anggota TFCI yang melakukan kegiatan bersama ke luar kota.
“Pasti ada saja yang mengajak ketemuan dan disuguh makanan. Padahal kita tidak kenal satu sama lain. Serunya lagi kebanyakan member bisa dikatakan ‘orang penting’ namun sangat low profile. Mereka sangat maniak dengan Trajet. Sering saya lihat dari sosmed, hampir tiap minggu melakukan kegiatan bersama,” papar pria yang baru saja naik jabatan di penghujung 2015 karena keberhasilannya menggawangi HMI sejak Januari 2005.
Meski begitu, Hendrik maupun HMI tidak pernah pilih kasih. Sejauh untuk kebaikan komunitas, HMI akan selalu memberikan support terbaik. Salah satu program tahunan yang dilakukan 2 kali setahun menggelar bursa spare part dengan potongan harga hingga 50 persen.
“Hampir setiap tahun kami mengeluarkan parts baru yang tentunya masih berfungsi dengan baik meskipun kemasannya sudah rusak. Komunitas selalu kami prioritaskan. Jadi selalu kami sampaikan woro-woro ke komunitas dan selalu habis itu barang,” pungkas Hendrik.