mobilinanews (Karawang) - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) baru saja meresmikan pengoperasian fasilitas produksi mesinnya di daerah Karawang, Jawa Barat. Pabrik kelima Toyota di Indonesia ini khusus memproduksi mesin-mesin mobil Toyota untuk domestik dan pasar global.
Salah satu mesin yang akan diproduksi disini adalah mesin bensin berbahan dasar aluminium tipe R-NR berkapasitas 1.300cc dan 1.500cc.
"Mesin produksi Karawang ini memiliki keunggulan dibanding tipe mesin lainnya. Mulai dari fuel consumptionnya, tingkat emisi, dan juga dari sisi bobotnya yang lebih ringan karena bahan bakunya dari aluminium," jelas Edward Otto Canter, Senior Director PT TMMIN.
Dijelaskan lebih lanjut, mesin R-NR memiliki kandungan lokal hingga 80% dengan melibatkan sekitar 12 lokal suplier baru, sehingga total suplier tier satu Toyota kini menjadi 135 lokal suplier.
"New R-NR engine adalah bagian dari Toyota Motor Corporation yang diproduksi di Indonesia. Fakta ini kami harapkan akan membuat Indonesia menjadi kunci bagi kami, tidak hanya dalam hal produksi model, tapi juga engine," ungkap Koei Saga, President of Unit Center, Senior Managing Director TMC.
Belum dijelaskan mesin R-NR baru ini diperuntukkan untuk model baru Toyota apa. Pihak Toyota masih menutup rapat informasinya. Namun bila dilihat dari kapasitas mesin 1.500 cc, kemungkinan mesin tersebut untuk model Toyota Sienta yang sudah santer akan masuk ke Indonesia.
"Yang pasti, mesin produksi Karawang ini diperuntukkan kebutuhan domestik dan global. Kapasitas 216.000 unit per tahun, komposisinya tergantung antara kebutuhan domestik dan ekspor ditentukan sesuai kebutuhan masing-masing negara. Tapi sampai saat ini jumlah total kapasitas produksi kami tersebut, setengahnya akan diekspor," jelas Masahiro Nonami, President Director PT TMMIN.
"Namun untuk negara tujuannya kemana saja, saya belum bisa ungkap, karena itu sama saja saya buka informasi di negara mana saja akan terjadi model change. Satu-satunya info yang bisa saya bagi adalah mesin ini akan diekspor kurang lebih di 5 negara kawasan Asia," pungkasnya. (Zie)