mobilinanews

MOBIL STORY : Jeffrey JP, Pilih Navigator Karena Gak Kuat Ongkos Jadi Pereli

Rabu, 19/09/2018 15:08 WIB
MOBIL STORY : Jeffrey JP, Pilih Navigator Karena Gak Kuat Ongkos Jadi Pereli
Jeffrey JP saat memimpin Indonesia Rally Team di WRC Australia tahun 90-an. (foto : ist)
mobilinanews (Jakarta) - Sejatinya, Jeffrey JP pernah bercita-cita ingin menjadi pereli. Namun karena berat di ongkos, kemudian membelokkan obsesinya menjadi navigator dan penyelenggara event motorsport.

"Reli kan olahraga yang membutuhkan biaya cukup besar, jacks. Nggak sangguplah kita. Jadi lebih baik sebagai pendamping saja dari Hutomo Mandala Putra, Ricardo Gelael, Tony Hardianto, Andy Jachmoon, Dedi Madradi hingga Yus Martak," ujar Jeffrey membuka obrolan dengan mobilinanews.
 
 Jeffrey JP (kanan) bersama John Lubis, Rinto Waluyo saat lakukan survei rute WRC Sumatera Utara

Meski begitu, bukan berarti arek Suroboyo ini gak pernah mengecap rasanya menjadi pereli. Dia pernah menjadi driver pada sebuah event Kejurnas Reli Jeep di Jakarta - Jawa Barat pada era 80-an.

Bahkan jauh hari sebelum itu, pria gesit yang kini dipercaya sebagai Sekjen sekaligus CEO IMI Pusat ini juga pernah menjadi seorang rider dan ikut balap motor di sirkuit Ancol, Jakarta Utara tahun 70 an

"Zaman itu balap motor dengan motor Binter. Mentornya ya ko Abeng (Beng Soeswanto)," terang Jeffrey.

Tak puas balap hanya di sirkuit permanen, Jeffrey pun ikut kebut-kebutan dengan rute sepanjang jalan Hayam Wuruk dan Gajahmada Jakarta Barat yang dikenal pada zaman itu sebagai Pachinko.

Jeffrey remaja yang bandel dengan sering nekat mengikuti event balap motor di sirkuit Ancol, termasuk kebut-kebutan, membuat ia dikirim kembali ke Surabaya saat masa  SMA.

Menjadi navigator Deddy Madradi, juara 1 Kejurnas Junior Rally

"Namun akhirnya saya ditarik lagi ke Jakarta, untuk kuliah jurusan Teknik Sipil di Universitas Taruma Negara Jakarta," ungkap Jeffrey mengenang.

Toh, kecintaannya terhadap dunia balap tak surut. Ya itu tadi, mulai banting setir sebagai navigator atau co-driver dan membantu Tinton Soeprapto & Helmy Sungkar melalui Poedio Oetojo dalam menyelenggarakan berbagai event motorsport nasional di Sirkut Ancol dan berbagai wilayah Tanah Air. 

"Di sini, saya menemukan passion. Bahwa menjadi seorang navigator yang baik adalah dapat menyesuaikan diri dengan karakter driver serta mengarahkan dengan baik dalam management waktu maupun kebiasaannya," urai Jeffrey lagi.
 
Selain itu, jadi navigator harus dapat menguasai emosi agar membuat suasana nyaman dan tetap tenang meski sebenarnya ada persoalan baik teknis maupun non-teknis. Baik dalam kendaraan maupun di lingkungan tim. 
 
Bagaimana kisahnya ketika Jeffrey JP dipanggil Pratikto Singgih untuk menghadap Hutomo Mandala Putra dipinang sebagai navigator? Ikuti kisahnya dalam MOBIL STORY selanjutnya. (budsan, Bersambung)
About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo