mobilinanews

Dokter Penggila Balap Asal Semarang Itu Akhirnya Menyerah Pensiun (Bagian 2)

Sabtu, 04/04/2020 01:03 WIB
Dokter Penggila Balap Asal Semarang Itu Akhirnya Menyerah Pensiun (Bagian 2)
dr Hery Agung Setianto, menggeluti dunia balap dari 1984 hingga 2019. (Foto : enginesport.co)

mobilinanews (Semarang) - Di ajang balap nasional, siapa tak kenal dr Hery Agung Setianto? 

Dia dikenal sebagai pembalap serba bisa. Dari slalom, drag race hingga reli, pria asal Semarang, Jawa Tengah ini telah pernah mencapai top of mind alias mencapai prestasi terbaik.

Ternyata, menurut Hery Agung seluruh cabang balap di bawah IMI sudah pernah diikutinya. "Termasuk balap di roda dua : road race, drag bike hingga motocross," ungkapnya.

Namun pria ramah dan murah senyum ini juga dikenal sebagai "dokter gila" karena kegilaannya terhadap balap, sekaligus "mencampakkan" profesi akademisnya sebagai seorang dokter (umum) yang hanya jadi pajangan.

"Kalau ditanya, pekerjaanku pembalap. Sedang dokter itu hanya hobi hehe," kekeh dr Hery Agung setiap kali ketemuan dan dicandain apa sih profesi sebenarnya.

Di usianya yang 57 tahun kini, dia telah mendeklarasikan pensiun permanen dari ajang motorsport yang pernah melambungkan namanya.

Namanya boleh ditempatkan sebagai salah satu legenda hidup motorsport di Tanah Air.

"Mulai suka yang berbau balapan otomotif pada 1984. Dari mulai mengikuti drag race motor, road race hingga motocross, sebelum pindah ke balap roda empat (mobil)," ungkap ayah 2 anak ini.

Saat itu, dia masih kuliah kedokteran di salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Semarang, Jawa Tengah.

Setelah lulus menjadi seorang dokter pun, Hery Agung lebih dikenal sebagai pembalap ketimbang dokter.

Saat itu, dia dinas di sebuah rumah sakit di kota Demak yang bisa ditempuh kurang 1 jam dari kota Semarang, tempat tinggalnya.

Senin-Jumat dinas di RS, Sabtu-Minggu dia selalu mengajukan libur/cuti tidak dinas. Dan, awalnya dia menjauhi orang yang namanya wartawan.

Takut kalau namanya terekspose ikut balap, lalu menang, pasti ditulis di koran plus ada fotonya.

Pasalnya, izin libur tidak dinas tak disebutkan untuk mengikuti balap.

"Tapi setelah informasinya bocor dengan bukti foto saya nongol di koran dilihat bos, saya dipanggil manajemen rumah sakit, eh justru bangga karena kegiatanku dianggap sukses di dunia balap,” terang Hery Agung. 

Kedua orang tuanya juga kurang mendukung pada awalnya Hery Agung getol balap tapi mengabaikan pekerjaannya sebagai dokter.  

Namun dr Hery Agung tidak menyerah untuk sukses di dunia balapnya, ditunjukkan dengan prestasinya yang membanggakan, akhirnya luluh juga orang tuanya. (bs)

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo