mobilinanews

Politik dan Kepentingan Daimler - Mercedes Seputar Sebastian Vettel

Kamis, 21/05/2020 02:47 WIB
Politik dan Kepentingan Daimler - Mercedes Seputar Sebastian Vettel
Sebastian Vettel dan Lewis Hamilton, misteri ke musim 2021. (Foto: gpblog)

mobilinanews (Austria) - Daimler selaku induk usaha Mercedes Benz dilaporkan tengah berusaha keras menjadikan Sebastian Vettel menjadi pilot tim Mercedes di F1 2021.

Sebaliknya Toto Wolff selaku Team Principal Mercedes berkali-kali bilang fokus pada line up saat ini. Beda kepentingan?

Jurnalis senior F1 Giuliano Duchessa yang menyebut para petinggi Daimler AG di bawah kendali CEO Ola Kallenius yang tengah berusaha keras menyandingkan Vettel dengan Lewis Hamilton di tim Mercedes 2021.

Banyak yang meragukan ucapan Duchessa karena tidak menyebut sumber resmi, tapi sejumlah media Eropa menjadikannya sebagai referensi untuk membahas kepentingan Daimler.

Sebagai perusahaan kebanggaan Jerman, Mercedes memang selalu berusaha menempatkan driver Jerman dalam timnya di F1 macam Michael Schumacher dan Nico Rosberg di masa lalu.

Jika memasangkan Vettel (juara dunia 4 kali) dengan Hamiilton (6 trofi F1) pada 2021 maka ini akan berdampak dahsyat dari aspek PR perusahaan, sebagai tim terhebat dengan koleksi 10 trofi dunia.

Satu lagi kepentingan Daimler, bahwa dengan tidak membiarkan Vettel pensiun maka nama besar Jerman di F1 bisa terus terjaga. Jika ia pensiun maka tak ada driver Jerman pada musim 2021.

Ini semakin memukul Jerman yang pada musim 2020 sudah kehilangan GP Jerman di Hockenheim.

Setidaknya demikianlah cara pandang para petinggi Daimler yang tak bisa memisahkan filosofi usahanya dengan rasa nasionalisme negeri sendiri.

Team Principal Mercedes di F1, Toto Wolff, mengakui Mercedes memang tak bisa mengesampingkan nama Vettel begitu hengkang dari Ferrari.

Ia juga akui kombinasi Mercedes - Vettel punya nilai marketing yang sangat tinggi sebagai mobil Jerman dengan pembalap Jerman.

Namun, Wolff juga tak ada alasan memisahkan duet Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas yang terbukti harmonis dan saling bantu dengan menempatkan kepentingan tim di atas kepentingan sendiri.

Kalaupun harus ada penyegaran maka ia lebih suka melihat pembalap muda binaan Mercedes, Geiorge Russel, selaku team mate Hamilton berikutnya. Jelas ia menghindari adanya dua matahari dalam satu tim karena akan sulit memenejnya.

Dan, bukan rahasia lagi kalau hubungan Kallenius dengan Wolff dikabarkan tak berjalan mulus, termasuk perdebatan keras keduanya saat berbeda pendapat soal perlunya Mercedes ikut GP Australia silam atau tidak.

Soal ini juga yang ditengarai jadi sumber rumor kepergian Wolff ke Aston Martin pada 2021.

Dan, itu juga konon masalahnya mengapa kontrak Hamilton dan Bottas yang kadaluarsa di akhir 2020 tapi sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda perpanjangan sementara tim lain sudah merilis line up 2021 masing-masing.

Terbaru dalam wawancara khusus lewat perangkat Zoom dengan ESPN dari rumahnya di Austria, Wolff bertutur banyak seputar karirnya di F1 sampai hari-hari lockdown bersama sang istri, Susie Wolff yang mantan pembalap DTM dan tester F1, serta putra mereka.

Ia masih konsisten dengan pernyataan bahwa Vettel layak dibicarakan di Mercedes, namun orientasinya adalah meneruskan apa yang mereka miliki saat ini.

Ada satu bagian dalam wawancara panjang itu yang patut digarisbawahi, soal apa yang dirasakan Wolff sejak berkecimpung di F1 pada 2009.

Ia sebut F1 sebagai ajang yang penuh manuver politik dengan beragam kepentingan.

"Namun dalam 6 bulan terakhir, hal itu sangat kental saya rasakan," tukasnya.

Apakah pernyataan itu terkait langsung dengan petinggi Daimler AG?

Kalau iya maka bisa disimpulkan masa depan Vettel di tim Mercedes sangat bergantung pada pemenang permainan politik dan beda kepentingan antara petinggi Daimler dalam hal ini Kallenius melawan Wolff sebagai komandan lapangan. Siapa pemenangnya? (rnp)

 

 

 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo