mobilinanews

Time Rally Online Championship Membuat Time Rallyers Melek Teknologi

Senin, 29/06/2020 17:40 WIB
Time Rally Online Championship Membuat Time Rallyers Melek Teknologi
TROC kreasi Asosiasi Time Rally Indonesia dan Komisi Time Rally IMI Pusat

mobilinanews (Jakarta) - Di tengah masa pandemi covid, otomatis kegiatan balap tidak bisa dilakukan lantaran ada peraturan mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Memanfaatkan hal tersebut, para tokoh Time Rally Indonesia, akhirnya mencetuskan untuk menggelar ajang ini via daring. Penyelenggara akhirnya memutuskan untuk menggunakan Google Maps sebagai sarana mereka untuk memecahkan soal yang diberikan oleh panitia.

Melihat adanya pergeseran dari konvensional menuju digital, Adi Wibowo, Sekretaris Lomba TROC, menjelaskan bahwa mau tidak mau mereka yang di awal tidak mengerti harus bisa membuka diri terhadap teknologi.

"Dan mau gak mau orang ini, sudah harus persiapin itu karena teknologinya semakin banyak dan semakin maju. Mereka yang tidak update, maka akan ketinggalan. Pasti ya sudah akan ketinggalan," ujar Adi Wibowo kepada mobilinanews, Senin (29/6/2020).

Ia pun menyebutkan, sebagai analoginya, Time Rally seperti layaknya bermain catur. Di mana setiap langkah yang dimainkan, sudah diperhitungkan. Begitu pula dengan Time Rally, jadi semua harus dipersiapkan.

"Sebenarnya time rally kaya main catur. Mereka harus punya persiapan sebelum perjalanan dimulai. Nah jalan itu mereka harus bisa merangkai rutenya, bagaimana merangkai mapsnya? Ya kita baca soal dulu, dari soal kita terjemahin ke maps. Kalau sudah bisa kaya gitu, artinya mereka punya keunggulan dari peserta lain untuk bisa menang karena kita sudah tahu rutenya kemana," tambah Adi Wibowo.

Ajang balap Time Rally Online Championship (TROC) berhasil menjaring banyak peserta. Total, ada 135 peserta yang tercatat oleh panitia sejak awal gelaran ini dibuka pada 7 Juni 2020 lalu.

Namun memang, dari semua peserta yang mendaftar, masih ada mereka yang belum bisa mengoperasikan dengan baik cara untuk memecahkan soalnya.

"Dari 95 peserta, paling 2 persen yang belum bisa mengoperate maps. Yang lainnya, mau gak mau harus merencanakan itu," ungkap Adi Wibowo.

Di awal, lanjut Adi Wibowo, beberapa peserta ada yang buta, makanya kita buat dua group WA, satu untuk belajar dan satu untuk peserta.

"Di situ bisa bertanya-tanya dan kita kasih contoh soal supaya mereka bisa paham. Buktinya, sampai ada orang yang gregetan menaklukan soalnya," senyum Adi Wibowo. (hf)

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo