Asal Usul "Raisa" Mobil Pengurai Massa Menyemburkan Suara Bising Hingga 1,5 Km (Bag 2)

mobilinanews (Jakarta) - Jam 6 pagi, Harry Kris sudah sampai di kantor Panglima TNI di Jalan Merdeka Barat, pada tanggal 4 November itu. 

"Saya sudah siapin roti, aqua dan perlengkapan lainnya. Bener, unjuk rasanya ramai sekali dan rusuh," ungkap Harry Kris, sang pemilik mobil Raisa.

Nah, lanjut Harry Kris, sempat agak kacau karena HT (Handy Talki) Panglima TNI dan Kapolri gak ada yang bisa nyala. HT itu pakai teknologi GSM.

Rupanya, para pendemo banyak yang memakai BTS yang sama. Dari TNI, Polri, intel semua berusaha ngejump, namun tetap susah.

Bahkan polisi siap membawa 30 unit HT kepada Panglima dan Kapolri. "Tapi aksesnya nggak bisa, karena penuh massa pendemo," ujar Harry Kris.

Dan, pada malam rusuh tersebut, alkom (alat komunukasi) yang aktif satu-satunya ya Raisa (pengurai massa). 

Ketika Kapolres Jakarta Pusat memerintahkan untuk menghentikan tembakan dan gas air mata, juga melalui speaker Raisa yang memiliki jangkauan hingga 1,5 km itu. 

"Pak Tito (Kapolri) sampaikan ke bawah, melalui speaker Raisa untuk menghentikan tembakan. Satu-satunya yang efektif Raisa rupanya. Jadi setelah itu, Kapolri memesan Raisa masing-masing 3 unit untuk 34 Polda se-Indonesia kepada saya," ungkap Harry Kris.

Menurut Harry Kris, speaker Raisa dengan kekuatan 1.000 watt tersebut dengan sistem side A dan side B.

"Side A untuk pesan kepada polisi dari komandannya, suaranya nyaring dan jernih.Sedang side B untuk pendemo yang suaranya bising dan memekakkan telinga itu," ungkap Harry Kris.

Untuk mengoperasikan speaker berkekuatan 1.000 watt tersebut, menggunakan genset khusus yang ditaruh di balin belakang mobil.

"Selain itu, teknologi tambahannya adalah kami pasang hidraulik di mobil," terang Harry Kris, pencipta mobil Raisa. (bs)