mobilinanews

Soal Status Powertrack, John Lubis : Keputusan Rakornis IMI Tidak Bisa Dianulir Di Pleno!

Minggu, 04/04/2021 18:12 WIB
Soal Status Powertrack, John Lubis : Keputusan Rakornis IMI Tidak Bisa Dianulir Di Pleno!
John Lubis, keputusan Rakornis itu mengikat kalau mau dibatalkan ya melalui Rakornis berikutnya. (foto : ist)

mobilinanews (Medan) - John Irmadi Lubis lebih dikenal sebagai John Lubis merupakan tokoh senior otomotif Sumatera Utara. Pemikirannya dikenal kritis namun konstruktif, cerdas, berbicara terus terang khas orang Medan, semua demi kemajuan otomotif Indonesia. 

Mobilinanews.com berkesempatan ngobrol dengan mantan Ketua Harian Pengprov IMI Sumatera Utara, yang kini Ketua KONI Sumatera Utara untuk periode keduanya tentang berbagai hal, utamanya update terbaru terkait IMI Pusat di bawah kepemimpinan Bamsoet yang membawa semangat dan gairah baru.

"Iya, saya mau menyoroti yang tengah hangat dibicarakan, seperti Kejurnas Powertrack (berisi event Motocross dan Grasstrack) yang kabarnya didrop menjadi klub event. Saya mau sampaikan, mengelola organisasi itu ada aturannya," ujar John Lubis.

Disebutkan, seperti Powertrack itu kan produk yang diputuskan di Rakornis (Rapat Koordinasi Teknis), lalu disahkan di Rakernas untuk dijalankan pada program kerja 2021.     

"Jadi, jangan begitu diangkat (jadi pengurus IMI Pusat) langsung ambil keputusan sendiri-sendiri. Apakah pengurus baru, bisa istilahnya menganulir keputusan Rakornis? Makanya, pertanyaan saya keputusan itu pribadi atau keputusan rapat pleno? Karena meski rapat pleno juga tidak bisa menganulir keputusan Rakornis," terangnya.  

Untuk mengubah keputusan Rakornis, lanjut John Lubis, itu baru bisa dengan membuat keputusan di Rakornis berikutnya.

"Rakornis keputusan terbesar setelah Rakernas dan Munas. Di Munas IMI di Makassar kemarin (20 Desember 2020) tidak ada rekomendasi itu (mengubah status Kejurnas Powertrack). Jadi, ya keputusan itu masih berlaku untuk tahun ini," tegas John Lubis. 

Diterangkan, dulu kan namanya Rakernas (Rapat Kerja Nasional), namun kemudian ada Rakornis untuk membahas bidang-bidang. Baru hal tersebut disahkan di Rakernas IMI menjadi sebuah keputusan yang mengikat. 

"Sekali lagi, keputusan Rakornis dan Rakernas itu mengikat. Ya nanti saja kalau mau dijadikan non-Kejurnas, silakan. Tapi tidak ujug-ujug diputuskan," lanjutnya.  

Menurut John Lubis, sebetulnya yang perlu dilakukan adalah semua bidang bikin program kemudian duduk antar Waketum untuk memutuskan program tersebut disaksikan Ketum IMI. Jadi, bidang tidak jalan sendiri-sendiri.

Langkah disarankan John Lubis yang harusnya dilakukan adalah dengan menyempurnakan AD/ART IMI disesuaikan dengan kepengurusan IMI sekarang.

"Saya kira, ini juga penting. Kalau ditanya orang bagaimana pusat (IMI Pusat), kepengurusannya sesuai AD/ART nggak? Tapi, udah kita ikhlasin dulu lah. Maka perlu diadakan Rakornis, atau Munas. Ayo kita benahin, termasuk daerah (IMI Provinsi), tapi untuk tahun 2022 sudah harus benar, tidak ada kompromi," saran John Lubis.

"Kalau begini terus, nanti yang satu ke kanan satu ke kiri, bisa benturan. Kalau belum tahu juga tupoksi masing-masing Waketum, harus dijelaskan dulu, sampai di mana wewenangnya. Kan sekarang belum ada. Tengoklah, Waketum International dengan Roda Dua dan Roda Empat, pasti bakal ketemu kan. Karena memang ada irisannya. Maka perlu koordinasi, disinkronkan, wewenang dan tugas masing-masing," paparnya. 

"Program-program bidang itu sebaiknya diputuskan di rapat pleno. Masih bisalah, cobalah mereka itu asal komunikasi antar bidang jalan dengan baik. Kasihan niat baik Ketum IMI Bamsoet mau majukan otomotif, nanti jadi masalah kan," ungkap John Lubis. 

"Niat dan semangat Bamsoet ini harus kita hormati loh, untuk memajukan otomotif. Sekarang kita harus bangga ada Ketua MPR-RI mau jadi Ketua IMI. Ini kebanggaan, harus kita memanfaatkan untuk membesarkkan IMI," pungkas John Lubis. (tim mobilina)

 

 

 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo