mobilinanews

Rifat Sungkar : IMI Ingin Kendaraan Klasik dan Custom Dilegalkan Bisa di Jalanan

Rabu, 16/06/2021 17:30 WIB
Rifat Sungkar : IMI Ingin Kendaraan Klasik dan Custom Dilegalkan Bisa di Jalanan
Wakil Ketua Umum Mobility IMI Pusat sekaligus pereli Nasional, Rifat Sungkar bicara soal legalisisi kendaraan klasik dan custom

mobilinanews (Jakarta) - Kendaraan klasik dan custom selalu menghadapi jalan buntu, ketika berhadapan dengan upaya legalisasinya agar memiliki hak yang sama di jalan-jalan kota Indonesia. Padahal jenis kendaraan ini memiliki nilai ekonomis tinggi, sekaligus punya histori bagi bangsa kita.

Menurut Wakil Ketua Umum Mobility IMI Pusat, Rifat Sungkar kendaraan klasik baik mobil maupun motor memiliki nilai tinggi dan bisa menjadi cagar budaya yang dinikmati sebagai kekayaan warisan bangsa.

Hal yang sama juga berlaku bagi kendaraan Custom. Dunia kreatif otomotif ini secara ekonomis dapat menggerakan bengkel-bengkel, Unit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) termasuk pecinta custom dan komunitas-komunitas yang memiliki ketertarikan dengan kendaraan custom.

"Legaslisasi kendaraan custom dan klasik ini problem besar. Biasanya sulit dilegalkan karena kendaraan klasik yang sudah kehilangan nomor mesin, nomor rangka mesin atau sasis dan bosdinyaharus dibikin ulang karena karatan. Tapi sebenarnya kalau semua punya kemauan yang sama, bisa dilegalkan untuk dinikmati di jalan," kata Rifar di Jakarta dalam Talkshow Markeeters baru-baru ini.

"Sementara itu, mobil klasik itu adalah warisan dan bisa dianggap sebagai cagar budaya Indonesia. Ketika itu berjalan kita meghidupkan banyak orang. Seperti bengkel-bengkel, UKM, memberikan kebahagiaan penggemarnya, penikmatnya dan ini bisa jadi satu kekuatan besar dalam negeri khususnya dunia keratif Indonesia," tambahnya.

Karena itu, ia memiliki harapan besar agar ke depan dalam upaya IMI bersama komunitas, kendaraan-kendaraan klasik dan custim bisa dilegalkan secara hukum karena akan memberi dampak yang baik bagi perkembangan dunia otomotif.

"Jangan sampai direct impactnya kendaraan klasik habis dijual keluar negeri karena tidak diterima di negara kita, dianggap sampah dan kita tidak bisa memeliharanya dan akhirnya tinggal kenangan," tukas pereli senior aktif tersebut. (elk)

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo