mobilinanews

Wow! Sang Navigator Rally Senior Ini Siap Menjadi Ketua IMI Jawa Barat!

Sabtu, 26/06/2021 16:38 WIB
Wow! Sang Navigator Rally Senior Ini Siap Menjadi Ketua IMI Jawa Barat!
Emay Achmad, siap membawa IM Jawa Barat kembali ke era keemasan seperti dulu

mobiilinanews (Bogor) - Sosok ini dikenal sebagai navigator reli senior. Sudah 30 tahun "berprofesi" menjadi pendamping pereli itu. Tapi, juga beberapa kali menjadi salah satu pengurus IMI Jawa Barat.

Terbaru, Emay "John" Achmad sosok yang dimaksud dipercaya sebagai Organizing Committee balapan satu merek Honda Jazz Speed Challenge (HJSC) dan Honda Brio Speed Challenge (HBSC) di Sentul International Circuit, Bogor.

"Saya siap menjadi Ketua Umum IMI Jawa Barat di Musprov mendatang. Saya rasa, saya sudah cukup lama dan banyak pengalaman di organisasi IMI serta berkecimpung di otomotif, termasuk  motorsport," ujar Emay Achmad kepada mobilinanews.

Dengan bekal tersebut, Emay yang asal Bandung, optimis bisa membawa IMI Jawa Barat lebih maju lagi.

"Saya akan membawa kemajuan IMI Jabar seperti dulu, di mana sangat diperhitungkan di level nasional dan sebagai IMI terbaik," lanjut Emay yang lugas kalau berbicara.

Yakin bisa meraup dukungan mayoritas dari klub-klub pemilik suara pada Musprov IMI Jawa Barat yang direncanakan Desember 2021 mendatang?

"Optimis dong. Kan saya orang lama dan berpengalaman di otomotif Jawa Barat maupun nasional. Istilahnya, yang pasti-pasti aja. Itu jargon saya untuk maju menjadi Ketua IMI Jabar," tegas Ema.

Kabarnya, bakal ada beberapa nama calon kanridat Ketua IMI Jabar. Selain Emay, ada nama diantaranya Fachrul Sarman (incumbent), Rio Teguh Pribadi (mantan Ketua IMI Jabar) dan Fredi Rostiawan (Kabid Olahraga Mobil IMI Jabar, pembalap dan promotor balap).

Siapa sih Emay Achmad?

Seperti dikutip dari Otorally.com, Emay Achmad pertama kali sebagai co-driver (navigator) pada 1989 mendampingi pereli mendiang ChieChie Suhendar, di kejuaraan nasional sprint rally Lippo Cikarang.

Mulai saat itu pula, Emay selalu belajar tentang navigasi yang berhubungan dengan reli. Dari peta tulip, perhitungan jarak, kecepatan, dan waktu, semua dipelajari.

Sampai manajemen saat reli, cara mengelola tim reli serta pertolongan medis pertama saat kecelakaan, semua dipelajari Emay Achmad guna menunjang profesinya sebagai coDriver atau pereli.

“Karier saya dipengaruhi almarhum Robbino Irawan, mendiang adalah mentor saya mempelajari ilmu navigasi reli. Karena sama-sama orang Bandung dan penyuka reli, Robbino tidak pelit memberikan ilmu,” buka Emay Achmad yang terlihat awet muda ini.

Waktu cepat berganti berbagai reli sudah Emay Ahmad ikuti hingga saat 1996 di mana gelat juara nasional pertama ia raih dari kategori GR2-2 bersama Indra Tenaya pereli asal Bali dengan Mitsubishi Lancer GLXi.

“Rasanya senang sekali waktu itu, bukannya puas tapi malah ingin terus belajar,” ujar Emay.

Berbagai karakter special stage ia pelajari, dari yang becek, panas kering, bumpy, semua dijadikan pelajaran berharga yang pasti suatu saat track SS tersebut dijalani kembali entah beberapa tahun lagi.

“Semua pace note (catatan survey) per SS reli seluruh Indonesia saya simpan sebagai arsip dan sedikit banyak pasti hafal jika melewati lagi," tuturnya.

Berbagai pereli seperti Almarhum ChieChie Suhendar,  Enny Aryanie (Daihatsu Charade), Yaldi Indra Hatta (Mitsubishi Lancer Evolution IV), Arief Abdi Harahap (Timor S515i), sampai era sekarang bersama Robby Harahap (Mitsubishi Lancer), Glen Sumendap (Daihatsu Winner), Anjasara Wahyu (Toyota AE91), sudah pernah ‘dibantu’ kiprahnya oleh Emay Ahmad. Bahkan Adwitya Amandio sejak umur 11 tahun sudah reli dengan Emay.

“Sejak Dio kecil, saya yang menuntun Dio (panggilan Adwitya Amandio) reli. Saya kasih penjelasan saat reli, dari kapan injak rem, kapan perpindahan gigi transmisi, tarik rem tangan, berbagai tips saat reli, menyusun strategi, termasuk kapan harus injak gas, ambil kanan atau kiri, stir diarahkan kemana, semua saya yang bimbing saat reli bersama Dio,” ujar Emay.

Tidak heran jika saat itu Dio dijuluki the next Rifat Sungkar karena cara membawa mobilnya sangat presisi dan bertipe fighter.

“Om Emay Achmad sangat membantu karier reli saya. Saat pertama belajar mengendarai mobil reli, ia yang memberi arahan kapan aku break dan gaspol. Saya sangat cocok berpasangan bersama om Emay,” ujar Adwitya Amandio.

Sudah hampir 30 tahun karier Emay Achmad menjadi coDriver Reli nasional. Sekitar 300 piala berbagai macam kejuaraan ia raih termasuk 10 kali juara nasional kategori kelas, pernah ia rasakan.

Juga juara Nasional kelas F1 bersama Farchat SH seorang Advocat senior dengan Toyota Etios.

Ketika ditanya apakah coDriver bisa menjadikan sebagai karier?

“Tentu saja, 30 tahun saya sudah mengarungi reli nasional, belum ada kata ingin pensiun. CoDriver reli sangat bisa dijadikan sandaran hidup di era Profesional saat ini. Saya juga Alhamdulillah dipercaya juga oleh team Beagle Yogyakarta sebagai advisor untuk membina motorsport di Yogyakarta yang banyak diisi talenta muda seperti Variando pereli yang baru berumur 17 tahun namun talentanya harus dibimbing supaya bisa berprestasi. Selain itu saya juga sebagai advisor di team Museum Angkut Malang yang menampilkan Glenn Sumendap sebagai perelinya dan saya sebagai coDrivernya,” beber Emay Achmad.

Navigator atau coDriver adalah jalan hidup. Hobby dan karier bisa tergapai ibarat sambil menyelam minum air.

Memilih coDriver jangan sembarangan, memilih senior dengan jam terbang tinggi adalah keputusan tepat untuk menjejakkan satu kaki Anda di podium juara. (wan)


 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo